Akhir tahun kerap menjadi momen terbaik bagi masyarakat untuk mulai berinvestasi. Sebab di momen ini orang-orang bisa mengevaluasi portofolio setahun ke belakang dan menentukan target-target keuangan baru.
Meski begitu, di tengah perkembangan teknologi finansial beragam instrumen investasi kini semakin mudah diakses hanya lewat genggaman tangan. Mulai dari reksa dana, saham, emas, obligasi negara, pilihan investasi kini sangat beragam dan bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan semua yang ‘berbau’ investasi bagi dilakukan untuk menjaga stabilitas serta mencapai tujuan finansial pada 2026 mendatang. Namun dari semua pilihan investasi yang ada, menurutnya obligasi dan deposito menjadi pilihan terbaik.
Hal ini dikarenakan dua instrumen investasi ini memiliki profil risiko paling rendah, cocok bagi investor pemula untuk menjaga stabilitas untuk setahun ke depan. Belum lagi, dua pilihan ini memiliki perlindungan tersendiri, membuat yang bersangkutan tak perlu khawatir akan risiko investasi gagal di tengah jalan.
“Walaupun deposito kecil ya bunganya, tapi itu sudah cukup bagus karena dilindungi Undang-Undang kan, LPS juga menjamin. kemudian obligasi itu juga dijamin Undang-Undang. Apalagi kalau kita melakukan investasi di obligasi, dia kan sebenarnya pahlawan karena dananya untuk pembangunan. Itu yang dari obligasi sama deposito. Itu anggap yang paling aman lah 100%” katanya kepada detikcom, Jumat (19/12/2025).
Setelah memilih aset yang pasti aman, Ibrahim menyarankan untuk berinvestasi di instrumen emas. Sebab nilai aset logam mulia yang satu ini diperkirakan akan terus meningkatkan sepanjang 2026 mendatang. Selain itu meski ada potensi penurunan harga, emas tetap menjadi salah satu aset dengan risiko rendah.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Kalau logam mulia atau emas perhiasan itu kan jangka menengah, jangka panjang. Tiga sampai lima tahun lah baru akan kelihatan.
Kalau seandainya hari ini beli, kemudian minggu depan kita jual ya pasti rugi karena ada selisih dari ongkos cetak kan,” terangnya.
Senada, Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures Lukman Leong juga menilai logam mulia menjadi salah satu instrumen investasi paling menjanjikan di akhir tahun. Sebab dirinya juga sepakat bahwa harga emas berpotensi naik cukup tinggi pada 2026 mendatang.
Belum lagi, menurutnya harga emas akhir tahun ini diperkirakan akan stagnan alias tak mengalami perubahan yang signifikan, sementara untuk tren kenaikan harga emas diperkirakan baru terjadi mulai awal tahun depan. Dengan begitu pembelian di akhir tahun ini bisa menjadi pilihan yang aman untuk dilakukan.
“Sebenarnya mungkin kita akan melihat lagi ke emas gitu kan, cuma ini sudah Desember ya, kenaikan emas dan perak sudah cukup tinggi. Jadi saya kira akan jeda,” terangnya.
“Bisa saja masih melanjutkan, namun cuma mengharapkan beberapa pekan ke depan, kenaikan tidak akan terlalu besar. Mungkin emas akan kembali naik tahun depannya, jadi bukan Desember,” sambung Lukman.
Menurutnya kenaikan harga emas tahun depan dipicu oleh permintaan domestik maupun global yang masih kuat. Sehingga terlepas dari seberapa besar kenaikan harga emas nanti, nilai komoditas ini dijamin akan tetap menguat.
“Kalau emas itu permintaannya masih kuat gitu. Simple, mau bilang pakai alasan apa, nggak perlu, selagi ada permintaan itu kuat ya,” tegasnya. kaya






