Masalah Kapal Tua Menghambat Bisnis Pelayaran Indonesia

Posted on

Indonesia National Shipowners Association (INSA) asosiasi pengusaha kapal mengungkap masalah yang menghambat bisnis pelayaran Indonesia sulit menjangkau pasar pengiriman internasional.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan armada kapal perusahaan pelayaran Indonesia berusia tua. Kapal-kapal tersebut hanya mampu menjangkau kawasan domestik.

“Sebagian besar anggota kami memiliki kapal-kapal tua. Jadi, jika kita ingin bersaing dengan yang lain, atau jika kita harus menjangkau global, itu sulit,” kata Carmelita dalam acara Media Briefing Indonesia Maritime Week 2025 di Kaum Restoran, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Carmelita mengatakan banyak pelaku industri pelayaran yang bermain di rute domestik karena tidak perlu mematuhi regulasi International Maritime Organization (IMO) tentang standar pelayaran internasional memuat keselamatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan laut yang sulit dipenuhi kapal-kapal tua milik industri pelayaran Indonesia.

“Jadi, tidak banyak, sebagian besar pemilik kapal senang menjadi pemain domestik. Sederhana, karena mereka tidak perlu mematuhi regulasi IMO. Kita memiliki regulasi sendiri. Saya pikir masih bagus melakukan bisnis di negara sendiri. Dan sulit, saya pikir, untuk bersaing dengan pemain internasional. Tidak mudah,” jelasnya.

Selain itu, Carmelita juga menyebut industri pelayaran dalam negeri tertinggal dari sisi pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan barang. Kala industri pelayaran telah menggunakan kontainer, Indonesia masih menggunakan kargo umum.

“Jadi, sedikit terlambat juga bagi Indonesia untuk bersaing dengan pemain besar, ” ungkapnya.

Namun begitu, Carmelita mengapresiasi regulasi cabotage yang diterapkan pemerintah, yang mana aturan tersebut mewajibkan kapal yang melakukan pelayaran berbendera negara asalnya. Regulasi ini juga diterapkan di negara-negara besar lainnya, seperti Amerika dan Jepang.

“Kita memiliki program yang disebut Beyond Cabotage, kita memiliki cabotage, yang merupakan program untuk melindungi diri kita sendiri. Jadi, jika pemain domestik dapat menangani semua kargo secara nasional, mengapa kita harus mengundang negara lain untuk bermain di negara kita, kan?” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *