Luhut Mau Bertemu Anak Buah Trump September, Bantu Nego Tarif

Posted on

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan berencana akan bertemu dengan Mentero Perdagangan Amerika Serikat (AS) Howard Lutnick. Pertemuan tersebut seiring dengan langkah RI melakukan negosiasi lanjutan dengan Amerika Serikat (AS) terkait tarif impor resiprokal.

Pertemuan Luhut dan Lutnick direncanakan pada September mendatang. Luhut mengatakan sudah melaporkan rencana pertemuan tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Saya kira saya sudah minta waktu, izin presiden untuk bertemu dengan dengan Secretary Lutnick. Karena dia teman baik juga dan kita lagi (akan bertemu) dia mungkin bulan September 8-9 ya, saya lupa tanggalnya,” kata Luhut, ditemui di Kantor DEN, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Seiring dengan rencana pertemuan Luhut dengan Lutnick, saat ini sejumlah data yang diperlukan untuk negosiasi tengah disiapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Selain itu, Luhut juga bilang bahwa pihaknya memiliki relasi sangat baik dengan sejumlah pihak di AS. Oleh karena itu, ia optimistis proses negosiasi Indonesia-AS menyangkut tarif ini dapat berjalan dengan lancar.

“Saya kira semua (proses negosiasi) berjalan bagus, Menko Perekonomian kerja yang bagus, tapi kami dari Dewan Ekonomi membantu dan kita punya kontak-kontak yang saya boleh bilang sangat baik dengan Amerika,” terang mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump sendiri telah menetapkan tarif impor untuk produk-produk asal RI sebesar 19% dan berlaku sejak 7 Agustus 2025. Namun Indonesia masih berupaya untuk bisa mendapatkan tarif nol persen atas impor beberapa komoditas.

Luhut menjelaskan, saat ini proses negosiasi tengah merundingkan topik tentang tarif sektoral secara lebih mendetail. Hal ini termasuk barang-barang yang tidak diproduksi AS, seperti kelapa sawit.

“Ini detail misalnya barang-barang yang tidak diproduksi di Amerika seperti kelapa sawit, tarifnya gimana. Kita juga sudah kemarin dengan Lutnick, saya juga bicara industri-industri yang padat karya seperti garmen, sepatu itu kita jangan terlalu direpotkan,” kata Luhut.

“Tapi dengan 19%, selisih 1% dengan Vietnam, negara-negara ASEAN, di ASEAN kan kita paling rendah, nanti sektor, tarif, kita bisa juga negosiasikan, mestinya posisi kita sangat baik kita negosiasi,” tutur Luhut.

Simak juga Video ‘LPS Sebut RI Tak Rugi soal Nego Tarif AS 19%, Ini Alasannya’: