Musim liburan Natal dan Tahun Baru masih tersisa sekitar seminggu lagi. Bagi keluarga yang sedang liburan, apalagi sampai ke luar kota, harus sangat hati-hati menata budget liburannya agar usai liburan dompet tidak menipis dan arus keuangan bisa tetap terjaga.
Liburan keluarga yang menyenangkan sebetulnya memang tidak selalu identik dengan pengeluaran besar. Dengan menerapkan prinsip perencanaan, penganggaran, pengendalian diri, serta tujuan keuangan yang jelas, seharusnya keluarga dapat menikmati liburan dengan tenang tanpa khawatir dompet menipis setelahnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui akun Instagram resmi @sikapiuangmu membagikan tips menentukan budget liburan yang tepat. Berikut ini daftar tips yang bisa diterapkan, dikutip Minggu (28/12/2025):
1. Tetapkan Liburan Sebagai Tujuan Keuangan yang Jelas
Budget liburan harus ditempatkan sebagai tujuan keuangan jangka pendek atau menengah. Anggaran liburan harus dikumpulkan dalam pos tersendiri untuk dalam tabungan.
Sebagai tujuan keuangan khusus, budget liburan harus memiliki waktu pencapaian yang jelas, memiliki batas biaya maksimal, dan tidak mengambil alih pos keuangan lain seperti kebutuhan pokok tabungan ataupun proteksi keuangan.
2. Susun Anggaran Liburan Secara Rinci
Budget liburan sebaiknya dibagi ke dalam beberapa pos komponen utama seperti transportasi, akomodasi, konsumsi, tiket dan aktivitas wisata, biaya oleh-oleh, serta cadangan biaya yang tidak terduga.
Pembagian ini penting agar keluarga tahu pos mana yang paling menyerap dana dan di mana penghematan bisa dilakukan jika diperlukan.
3. Dilarang Ganggu Arus Kas Bulanan
Liburan yang sehat secara finansial adalah liburan yang tidak mengorbankan pembayaran tagihan, tidak mengganggu tabungan, dan dana darurat.
Jangan sampai juga budget liburan membuat keluarga melakukan gali lubang untuk kewajiban keuangan lain di bulan berikutnya.
4. Jangan Pakai Dana Darurat atau Utang
Dana liburan itu sebaiknya berasal dari tabungan rencana yang memang disiapkan sejak jauh-jauh hari. Jangan sampai budget liburan menggunakan dana darurat yang fungsinya untuk kondisi yang tidak terduga.
Haram juga hukumnya bila liburan dibiayai dari utang konsumtif yang beresiko menambah beban keuangan setelah liburan.






