Langkah Strategis Indonesia Perkuat Ketahanan Energi Lewat Etanol baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Menjaga ketahanan energi menjadi fokus utama banyak negara di dunia. Ketahanan energi tidak hanya berperan menjaga stabilitas ekonomi, tetapi juga menentukan arah pembangunan nasional di masa depan. Di tengah menipisnya sumber energi fosil, berbagai negara berlomba beralih ke sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

Sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian energi, Pemerintah Indonesia menggulirkan kebijakan pencampuran etanol 10% ke dalam bahan bakar minyak (BBM). Etanol, yang dihasilkan dari bahan nabati seperti tebu, jagung, dan singkong, dianggap ramah lingkungan karena mampu menekan emisi karbon dan membantu mengurangi ketergantungan terhadap impor energi. Berdasarkan data teknis, etanol dapat menurunkan emisi CO₂ hingga 3,5% dan dinilai sebagai bahan bakar yang carbon neutral.

Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Tri Yus Widjajanto, memandang kebijakan pencampuran etanol dalam BBM sebagai langkah konkret pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

“Etanol dari tebu, jagung, atau singkong itu tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga memperkuat rantai pasok energi domestik. Selama kadar etanolnya diatur dengan benar, kendaraan tidak akan mengalami masalah teknis berarti,” jelas Tri dikutip Jumat (31/8/2025).

Tri menjelaskan, secara teknis bahan bakar yang mengandung etanol aman digunakan pada kendaraan bermotor modern dan berkontribusi nyata dalam mengurangi emisi karbon.

Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa kebijakan pemanfaatan etanol telah mendapatkan persetujuan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, Indonesia akan mengikuti jejak negara-negara yang lebih dulu berhasil mengembangkan BBM dengan campuran etanol.

“Nanti untuk bensin kalau dicampur etanol murni itu di Brasil mereka sudah gunakan mandatori campuran 27%, bagi beberapa daerah mereka ada yang 100%. Di Amerika 10-20%, India itu 20%. Jadi bensin ini agar kualitasnya bagus dan menurunkan emisi. Karena kita setuju net zero emission 2060,” ujar Bahlil.

Bahlil menegaskan bahwa pencampuran etanol tidak akan menurunkan kualitas bahan bakar. Sebaliknya, etanol justru memiliki keunggulan dalam meningkatkan performa mesin. Dikutip dari CNBC Indonesia, etanol memiliki Research Octane Number (RON) tinggi, yakni 110-120, sehingga penambahan 3,5% etanol pada bensin dapat meningkatkan RON hingga 4 poin.

Ia juga menambahkan bahwa pencampuran etanol hingga 10% masih berada dalam batas aman untuk kendaraan modern dan memiliki dampak ekonomi yang luas, termasuk penciptaan lapangan kerja di sektor pertanian dan industri pengolahan bioetanol.

Dukungan terhadap kebijakan ini juga datang dari sektor industri energi nasional. Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyatakan bahwa Pertamina siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan program tersebut.

“Sebagai perusahaan yang melakukan layanan publik di bidang bahan bakar minyak (BBM), kami memahami perlunya edukasi kepada masyarakat dan konsumen apabila terdapat perubahan kebijakan terkait BBM. Kami menyambut baik bahwa pabrikan otomotif juga telah mengantisipasi dengan teknologi kendaraan yang mampu menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya. Hal ini membuka ruang bagi kami untuk berkolaborasi dengan pabrikan otomotif, akademisi, dan praktisi dalam melakukan edukasi publik untuk mendukung program pemerintah,” ujar Mars Ega.

Pemerintah dan Pertamina melihat kebijakan etanol 10% bukan sekadar langkah teknis, tetapi sebagai fondasi menuju kemandirian energi dan ekonomi hijau nasional. Dengan melibatkan industri, akademisi, dan masyarakat, Indonesia sedang menapaki fase baru dalam transisi energi berkelanjutan.

Kebijakan ini tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga membuka peluang bagi petani lokal, industri bioetanol, dan sektor otomotif untuk tumbuh bersama. Dari ladang tebu hingga tangki bahan bakar, semangat kemandirian energi kini benar-benar hadir dalam bentuk nyata – energi yang bersih, inovatif, dan sepenuhnya karya anak bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *