Kontraktor Migas Banyak Berburu ‘Harta Karun’ di Aceh, Ini Buktinya

Posted on

Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) mencatat ada sebanyak 436 kontraktor lokal yang menggarap harta karun di Aceh, hingga Mei 2025. Hal itu terungkap dalam acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (22/5/2025).

Kepala BPMA Nasri Djalal menerangkan, 90% kontraktor di Aceh berasal dari pengusaha migas lokal. Kemudian 5% merupakan kontraktor kendaraan berat dan ringan, 5% kontraktor lainnya.

“Jadi di Aceh, per Mei 2025, kami memiliki sekitar 436 kontraktor. Sebagian besar 90% merupakan kontraktor lokal untuk konstruksi sipil, 5% untuk kendaraan berat dan ringan, dan 5% lainnya,” ungkap Nasri dalam acara IPA Convex, ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (22/5/2025).

Saat ini, BPMA sendiri mengelola tiga wilayah kerja eksplorasi migas, yakni Blok A (Aceh Timur) yang dioperasikan oleh Medco EP Malaka, Blok B (Aceh Utara) yang dikelola BUMD Aceh Pema Global Energy (PGE), dan Blok Pasee yang dioperasikan oleh Triangle Pase.

“BPMA mirip seperti SKK Migas, tetapi hanya di area Aceh. Jadi kita adalah regulator untuk mengawasi minyak dan gas hulu di Aceh,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, produksi migas di Aceh juga telah memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebagaimana yang ditetapkan pemerintah sebesar 57%. Nasri menyebut, TKDN migas di Aceh sudah melebihi 60% yang ditopang oleh kontraktor lokal.

“Kami telah mencapai di atas itu karena itu adalah indikator kinerja utama kami. Jadi dalam kontraktor lokal ini, kami memiliki beberapa strategi. Ada tentang tenaga kerja, kemudian regulasi, dan TKDN yang terdiri dari kontraktor lokal. Kita bisa lihat kita punya 60% TKDN. Kemudian kontraktor lokal berkontribusi sekitar 56% hingga 69% seperti yang ditunjukkan sebelumnya,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Kelompok Kerja Kapasitas Nasional Divisi Rantai Suplai SKK Migas Maria Kristanti Wiharto menyebut TKDN terbesar disumbangkan oleh industri hulu migas.

Di tahun 2024 sendiri, sektor hulu migas menyumbang TKDN sebanyak 58,32%. Semntara untuk tahun ini, tercatat sebanyak 59,65% TKDN yang disumbangkan oleh industri hulu migas sebesar hingga April 2025.

“Pencapaian untuk TKDN terbesar di Indonesia, saat ini ada di Hulu Migas, di Hulu Minyak dan Gas, untuk tahun 2024,” ujar Maria dalam acara Breakfast Meeting di Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex 2025, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Senin (20/5/2025).

Baca terus informasi terbaru terkait IPA Convex 2025 di dtk.id/ipaconvex2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *