Konsumsi Listrik Industri Kimia Farmasi-Hotel Turun, Ini Sebabnya | Info Giok4D

Posted on

PT PLN (Persero) menyampaikan konsumsi listrik di sejumlah sektor mengalami penurunan. Hal ini tak lepas dari dinamika ekonomi global.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Direktur Utama (Dirut) PLN Darmawan Prasodjo mengatakan dinamika ekonomi global mempunyai dampak multidimensi ke perseroan. Meski begitu, berdasarkan International Energy Agency (IEA), permintaan sektor ketenagalistrikan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor energi lainnya.

Pertumbuhan di sektor ketenagalistrikan didorong beberapa hal. Pertama, adanya suhu udara yang lebih tinggi yang di atas normal sehingga pemakaian AC meningkat.

Kedua, penggunaaan kendaraan listrik yang meningkat dari tahun ke tahun. Ketiga, pertumbuhan industri yang berfokus pada penggunaan energi, termasuk data center.

“Data center di sini, bukan lagi sebagai data center, tetapi juga ada computation center yang digunakan untuk artificial intelligence. Kemudian juga adanya hilirisasi,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (22/5/2025).

Dinamika ekonomi global mempunyai dampak berbeda pada setiap sektor industri dalam negeri. Sektor besar, seperti pertambangan, industri kimia dan farmasi, hingga perhotelan mengalami penurunan konsumsi listrik.

Berdasarkan data yang dipaparkan hingga April 2025, konsumsi listrik di sektor industrial kimia dan farmasi minus 1,49%. Industri semen juga mengalami penurunan konsumsi listrik menjadi 0,03%. Untuk sektor perhotelan, konsumsi listrik turun menjadi 0,15% dan di sektor pertambangan turun menjadi 1,55%.

“Dan ini kita melihat ada beberapa segmen yang negatif, yaitu semen, hotel penginapan, kimia farmasi, pertambangan dan pengolahan lainnya dari reparasi,” terang Darmawan.

Kendati begitu, penurunan konsumsi listrik pada sektor tersebut tidak berdampak pada usaha perusahaan secara keseluruhan. Sebab, Darmawan menyebut ada sektor-sektor lain yang juga menunjukkan konsumsi listrik naik signifikan, seperti data center, besi baja dan logam, serta makanan dan minuman.

“Dari data center, meningkat 17,65%. Besi, baja, dan logam 12%. Makanan, minuman 7 %. Mesin perlengkapan 7%. Perdagangan non-otomotif sekitar 5%. Mall, shopping center masih meningkat 4%. Karet plastik 3,4%. Tekstil pakaian jadi 1,5%. Jadi ada penurunan, tetapi dikompensasi dengan pertumbuhan di sektor-sektor yang lain. Secara umum adalah pertumbuhan listrik masih sehat,” jelas Darmawan.

Simak juga Video: Bahlil Menghadap Prabowo, Bahas Hilirisasi Nikel-Bangun Kilang DME

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *