Kinerja Saham Indofood (ICBP) dan Prediksi Laju di Semester II

Posted on

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan kinerja fundamental positif dengan laba bersih dan pendapatan tumbuh di semester I 2025. Namun, pertumbuhan fundamental ICBP tak sejalan dengan gerak harga saham yang cenderung melemah sepanjang tahun ini.

Di sisi fundamental, ICBP membukukan pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 56% menjadi Rp 5,54 triliun dari Rp 3,54 triliun pada semester pertama tahun lalu. Pertumbuhan ini ditopang oleh perbaikan rugi selisih kurs belum terealisasi dari kegiataan pendanaan.

Hingga akhir Juni 2025, perseroan juga membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 2% menjadi Rp 37,60 triliun, dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 36,96 triliun.

Sementara dari sisi margin laba usaha ICBP tercatat di kisaran 22,5%, meski laba usaha terkoreksi 5% menjadi Rp 8,48 triliun dari Rp 8,89 triliun di paruh pertama tahun lalu. Koreksi ini terjadi lantaran adanya kenaikan biaya bahan baku.

Core profit, yang mencerminkan kinerja operasional ICBP juga turun 5% sejalan dengan laba usaha menjadi Rp 5,37 triliun dari Rp 5,62 triliun pada semester pertama tahun lalu.

Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP, Anthoni Salim, menjelaskan perseroan tetap fokus meningkatkan efisiensi operasional di tengah tantangan makro ekonomi dan melemahnya daya beli.

“Kami akan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengantisipasi berbagai ketidakpastian yang berpotensi mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan, serta memastikan akses yang mudah bagi konsumen untuk mendapatkan rangkaian produk kami yang luas, memenuhi kebutuhan konsumen melalui inovasi produk, dan meningkatkan efisiensi operasional guna meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang,” ungkap Anthoni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/7/2025).

Kinerja Saham

Mengutip data perdagangan RTI Business hari ini, Senin (2/9), saham ICBP stagnan jelang penutupan perdagangan ke harga Rp 9.200 per lembar. ICBP mencatat volume transaksi 3,14 juta dengan nilai sebesar Rp 38,99 miliar.

Namun jika ditelisik sepekan terakhir, emiten Anthoni Salim ini bergerak kian melemah 1,87%. Kemudian terkoreksi signifikan di perdagangan sebulan terakhir sebesar 3,66% meneruskan tren pelemahan sepanjang tahun ini.

Saham ICBP juga terkoreksi 16,55% di perdagangan 3 bulan terakhir. Kemudian melemah 19,12% di 6 bulan terakhir. Secara kumulatif sepanjang tahun 2025, saham ICBP terkoreksi 19,12%.

Pada perdagangan Jumat (29/8), saham ICBP juga mencatat aksi jual bersih investor asing atau net foreign sell di semua pasar sebesar Rp 17,82 miliar. Catatan ini memperpanjang tren jual investor asing, di mana sepanjang tahun 2025 tercatat sebesar Rp 1,76 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, menyebut pergerakan saham ICBP mengalami fase major bearish atau pelemahan harga secara konsolidasian. Investor pun diminta untuk menunggu pergerakan saham sebelum membeli.

“Kalau dari sisi analisis teknikal, ICBP masih mengalami fase major bearish consolidation sehingga disarankan untuk wait and see,” ungkap Nafan kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Dihubungi terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menilai kinerja ICBP masih cukup menantang di Semester II 2025. ICBP diprediksi kembali menguat dengan dukungan berbagai program bantuan sosial (bansos) dan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“2H25 spertinya masih berat, mungkin akan di support sama efisiensi dan pricing power, tapi volume (transaksi) relatif stabil, sama seperti 1H25. Di FY26 ada potensi lebih baik seiring membaiknya kondisi makro, harga komoditas stabil, kenaikan bansos (termasuk MBG). Buy TP Rp 12.000,” ungkapnya.

Simak juga Video: Apakah Pemotongan Suku Bunga September Bisa Mendongkrak IHSG?