Kimia Farma Mau Lepas 38 Aset, Nilainya Rp 2,1 T | Info Giok4D

Posted on

Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana melepas 38 asetnya. Aksi korporasi tersebut rencananya dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 3 November mendatang.

Dikutip dari laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), KAEF berencana mengalihkan 38 asetnya dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,15 triliun yang terdiri dari tanah dan bangunan. Pelepasan aset ini dilakukan berdasarkan rencana restrukturisasi perseroan.

Transaksi afiliasi ini dilakukan untuk menjawab tantangan ekonomi untuk normalisasi bisnis pasca-pandemi. Selain itu, aksi korporasi ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara likuiditas dan profitabilitas.

“Kimia Farma telah melakukan pengelolaan modal kerja, dan adanya kenaikan suku bunga pinjaman merupakan tantangan lain yang signifikan bagi Kimia Farma, terutama dalam menjaga keseimbangan antara likuiditas dan profitabilitas,” ungkap Manajemen KAEF dikutip dari Keterbukaan Informasi, Sabtu (27/9/2025).

Dalam rangka menjaga kelangsungan bisnis, KAEF juga menyiapkan strategi untuk menunjang transformasi berkelanjutan di seluruh lini bisnis. Transformasi tersebut mengadopsi enam pilar strategis, yakni ketahanan modal kerja, penguatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), digitalisasi proses bisnis, efisiensi operasional, penguatan tata kelola perusahaan (GCG), dan sinergi antar entitas dalam grup.

“Dengan rencana ini, maka diharapkan Perseroan akan memperoleh dana kas untuk dapat mendukung kegiatan operasional dan pengembangan usaha Perseroan,” terangnya.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Adapun pengalihan aset ini akan dilakukan dengan tiga cara, yakni penawaran umum atau lelang, penawaran terbatas, atau penunjukkan langsung. Mekanisme lelang dilakukan secara mandiri yang dilaksanakan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

38 aset yang akan dilepas ini tidak mempengaruhi operasional bisnis perseroan. Rencana pengalihan aset ini akan dilakukan dalam satu transaksi atau lebih.

Mengutip laporan keuangan Kimia Farma, perseroan mencatat penurunan penjualan neto sebesar 16,19% menjadi Rp 4,36 triliun di semester I 2025 dari Rp 5,21 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan neto perseroan disumbang dari penjualan lokal dan penjualan luar negeri. Sementara berdasarkan lini produk, obat etikal masih mendominasi dengan, diikuti alat kesehatan, dan obat generik.

Di sisi lain, perseroan mencatat penurunan beban pokok penjualan sebesar 22,72% dari Rp 3,63 triliun menjadi Rp 2,80 triliun di paruh pertama 2025. Kemudian, laba bruto Kimia Farma tercatat sebesar Rp 1,56 triliun di semester I 2025 dengan beban usaha sebesar Rp 1,49 triliun.

Alhasil, Kimia Farma membukukan rugi bersih sebesar Rp 95,01 miliar pada paruh pertama tahun 2025. Adapun total aset yang tercatat hingga akhir Juni 2025 sebesar Rp 14,97 triliun. Kemudian ekuitas perseroan berada di posisi Rp 3,29 triliun dengan liabilitas Rp 11,68 triliun hingga Juni 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *