Masyarakat ibu kota mungkin sudah tak asing lagi dengan keberadaan iklan jasa sedot WC di sudut tiang-tiang jalan. Namun di balik maraknya iklan usaha itu, terdapat persaingan yang ketat antar sesama tukang sedot WC.
Rohman, salah seorang tukang sedot WC yang biasa mangkal di Jalan D.I Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur, mengatakan persaingan yang semakin sengit ini tak jarang membuat dirinya sepi pelanggan.
“Kadang nggak ada yang pesan sama sekali, sampai sehari dua hari kita nggak ada yang datang kan. Kadang ada orang lewat, dia minta nomor kita dulu,” ucap Rohman saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat kemarin.
Ia mencontohkan selain di kawasan Jatinegara, sejumlah tukang sedot WC juga kerap mangkal di daerah Buaran, Jakarta Timur. Kondisi ini terjadi khususnya pada hari Sabtu dan Minggu.
“Sekarang memang sudah banyak sih yang buka jasa sedot WC kan. Sudah banyak, di Buaran saja, kalau Sabtu-Minggu itu di perempatan banyak yang parkir di sana,” ucapnya.
Belum lagi durasi rumah untuk memanggil kembali jasa sedot WC bisa sangat lama bergantung pada luasan septic tank. Membuat jasa sedot WC bukan usaha yang setiap hari dapat pesanan, namun jumlah tukang penyedia jasa malah semakin banyak.
“Kalau yang septic tank yang dalamnya cuma satu meter, itu biasanya ukuran satu kali satu, itu bisa tiga bulanan. Terus ada juga seperti kontrakan kan, otomatis septic tank-nya lebih gede. Itu bisa lama juga, ada yang sampai 6 bulan sekali, ada yang sampai 5 tahun gitu, resapannya dibikin lebar,” jelasnya.
Tukang sedot WC lain yang kerap mangkal di dekat Samsat Jakarta Timur, Jalan D.I Panjaitan bernama Joni juga mengatakan dalam sehari kini dirinya belum tentu bisa menerima satu pelanggan pun.
“Kalau sekarang seharian saja belum tentu dapat. Sekarang dapat dua sehari, sudah jago. Kalau dulu bisa empat, lima sehari,” kata Joni.
Menurutnya kondisi dipengaruhi oleh sengitnya persaingan antar tukang sedot WC. Ditambah dengan model usaha yang tidak setiap hari jasanya diperlukan pelanggan, membuat pesanan pelanggan semakin tipis.
“Makin lama kan mobil makin banyak, jadi saingannya semakin banyak,” ucapnya.
Tukang Sedot WC Cuma Bisa Bengong di Pinggir Jalan
Berdasarkan pantauan detikcom di sekitar Jatinegara, Jakarta Timur, terdapat sejumlah truk sedot WC tengah menepi di pinggir jalan D.I Panjaitan. Mereka tampak hanya bisa duduk di dalam truk atau kios pinggir jalan menanti panggilan pelanggan.
Hingga pukul 12.00 WIB, di sepanjang jalan itu setidaknya ditemui lima truk sedot WC yang sedang mangkal. Satu berada di dekat Samsat Jakarta Timur, satu berada dekat Halte Pasar Impres, dan tiga lainnya berada di depan SPBU.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Rohman mengatakan mereka memang kerap mangkal di titik-titik ini saat sedang tidak menerima pesanan. Setidaknya mereka hampir setiap hari menunggu pesanan di sana sejak pagi hari tanpa jam tetap, hingga sore sekitar pukul 16.00 WIB.
“Kadang nggak ada yang pesan sama sekali, sampai sehari dua hari kita nggak ada yang datang kan. Kadang ada orang lewat, dia minta nomor kita dulu,” ucap Rohman.
Hal senada juga disampaikan oleh Joni. Dirinya yang sedang terduduk di dalam truk sembari bermain handphone saat ditemui detikcom juga mengaku biasa mangkal saat tidak ada pesanan.
Masalahnya meski ia sudah menunggu lama di sana, dalam sehari belum tentu ada orang yang mampir kemudian memesan jasa sedot WC. Sehingga ia tidak bisa memastikan kapan dan berapa banyak pesanan yang datang saat mangkal dalam sebulan.
“Nggak pasti, tapi ya ada saja. Saya bingung juga jelasinnya,” jawabnya. dari
