Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025 tembus 5,12%. Angka ini Lebih tinggi dibandingkan triwulan I yang sebesar 4,87%.
Namun, data BPS tersebut diragukan. Pasalnya, selama triwulan kedua tidak ada momen signifikan penggerak ekonomi yang bisa mendorong pertumbuhan hingga di atas 5%.
Sementara pada triwulan I, di mana ada momen THR dan belanja Lebaran, pertumbuhan ekonomi masih di bawah 5%.
“Pengumuman pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 penuh kejanggalan dan tanda tanya publik. Saya tidak percaya dengan data yang disampaikan mewakili kondisi ekonomi yang sebenarnya,” ujar Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) kepada detikcom, Selasa (5/8/2024).
Nailul pun membeberkan 3 kejanggalan dari data pertumbuhan ekonomi versi BPS:
(1) Pertumbuhan ekonomi triwulan 2 yang lebih tinggi dibandingkan triwulan yang ada moment ramadhan-lebaran terasa janggal. Hal ini dikarenakan tidak seperti tahun sebelumnya dimana pertumbuhan triwulanan paling tinggi merupakan triwulan dengan ada momen Ramadhan-Lebaran. Triwulan 1 2025 saja hanya tumbuh 4.87%, jadi cukup janggal ketika pertumbuhan triwulan 2 mencapai 5,12%.
(2) Pertumbuhan industri pengolahan yang mencapai 5,68% (jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan 1 2025) tidak sejalan dengan Purchasing Managers Index atau PMI manufaktur Indonesia yang di bawah 50 poin dalam waktu April-Juni 2025. Artinya perusahaan tidak melakukan ekspansi (tambahan produksi) secara signifikan. Selain itu, kondisi industri manufaktur juga tengaj memburuk, dengan salah satu leading indikatornya adalah jumlah PHK yang meningkat 32% (YoY) selama periode Januari-Juni.
(3) Konsumsi rumah tangga (RT) hanya tumbuh 4,96%. Dengan sumbangkan mencapai 50 persen dari PDB, nampak janggal karena pertumbuhan konsumsi RT triwulan 1 2025 hanya 4,95% tapi pertumbuhan ekonomi di angka 4,87%. Tidak ada momen yang membuat peningkatan konsumsi rumah tangga meningkat tajam. Indeks keyakinan konsumen (IKK) juga melemah dari Maret 2025 sebesar 121,1 turun menjadi 117,8 (Juni 2025). Apabila dikaitkan dengan PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) yang meningkat 6,99% tapi PMI Manufaktur di bawah batas ekspansi.
“Ketidaksinkronan antara data pertumbuhan ekonomi dengan leading indikator, membuat saya pribadi tidak percaya terhadap data yang dirilis oleh BPS,” tegas Nailul
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Nailul menambahkan BPS harusnya menjadi badan yang mengedepankan informasi data yang akurat tanpa ada intervensi pemerintah.
“BPS harus menjelaskan secara detail metodologi yang digunakan, termasuk indeks untuk menarik angka nilai tambah bruto sektoral dan juga pengeluaran,” terang Nailul.
Pemerintah Bantah Ada Kejanggalan
pihak Istana melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi buka suara mengenai raihan pertumbuhan ekonomi yang membuat banyak orang terkejut.
Prasetyo menjelaskan pertumbuhan ekonomi dihitung BPS berdasarkan gabungan beberapa komponen yang berkontribusi terhadap pergerakan ekonomi nasional, seperti belanja rumah tangga, belanja pemerintah, dan investasi.
Menurut Prasetyo tidak ada yang janggal dalam perhitungan BPS karena seluruh komponen yang seharusnya diperhitungkan memang sudah tercakup.
“Tentunya kalau hari ini BPS secara resmi sampaikan pertumbuhan ekonomi kita, ya pastilah di situ berisi seluruh komponen tadi, tidak hanya satu atau dua komponen,” ujar Prasetyo saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025).
Senada, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% pada kuartal II-2025 diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS). Alasan-alasan pendorong pertumbuhan juga sudah dijelaskan.
“Kan sudah diumumin dan tadi sudah dijelaskan,” kata Airlangga saat diminta menanggapi pihak yang tidak percaya data BPS, di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Saat ditanya lagi, Airlangga mengklaim pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Ia menegaskan tidak ada permainan data.
“(Nggak ada permainan data?) Mana ada!” jawab Airlangga setelah ditanya berkali-kali oleh wartawan.