Jutaan Milenial China Kini Bersaing Jadi PNS

Posted on

Fenomena warga berpendidikan tinggi berebut status Pegawai Negeri Sipil (PNS) di China mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi dan memburuknya prospek lapangan kerja sektor swasta di negara tersebut.

Melansir CNBC, Sabtu (20/12/2025), sekitar 3,7 juta orang tercatat mendaftar seleksi calon PNS China tahun ini, memperebutkan 38.100 posisi yang tersedia. Artinya hanya satu dari sekitar 100 pelamar yang bisa lolos dan diterima bekerja sebagai abdi negara.

Meski persaingan menjadi PNS tahun ini sangat sengit, banyak pemuda lulusan perguruan tinggi yang bersedia mengambil risiko tersebut karena prospek pekerjaan di sektor swasta semakin melemah di tengah kemerosotan ekonomi dan sentimen bisnis yang buruk.

Sebagai perbandingan, tingkat pengangguran kaum muda usia 16-24 tahun di perkotaan China tetap berada di atas 17% sejak Juli lalu. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat yang berada di kisaran 10%

Kondisi inilah yang kemudian memicu para pemuda Tiongkok untuk memiliki pekerjaan stabil sebagai abdi negara, menghidupkan kembali tren “mangkuk nasi besi” (iron rice bowls) yang merujuk pada istilah lokal untuk pekerjaan sektor pemerintahan yang menawarkan stabilitas dan jam kerja tetap.

Menjadi PNS sedari dulu memang dianggap sebagai pekerjaan yang “tahan banting” dan stabil karena mendapat gaji dan tunjangan tetap dari pemerintah.

Namun, seiring dengan terbukanya ekonomi China, kaum muda lulusan perguruan tinggi di negara itu mulai mengejar gaji yang lebih tinggi dan lebih banyak peluang kerja di sektor swasta.

Alih-alih menjadi PNS, ribuan hingga jutaan orang sempat bersaing ketat untuk bisa bergabung dengan perusahaan-perusahaan besar hingga raksasa teknologi seperti Alibaba, Tencent, dan Huawei. Namun kondisi ini tak berlaku lagi saat sektor swasta mulai melemah dan menimbulkan PHK massal.

“Tidak banyak lowongan di luar sana. Sangat menyakitkan kehilangan tawaran kerja setelah berbulan-bulan mencari, tetapi ini menunjukkan betapa tidak stabilnya sektor swasta saat ini,” ujar Coral Yang (22), lulusan universitas ternama di Shanghai yang kini mengikuti ujian PNS.

Tak hanya bekerja sebagai PNS, kini para pemuda China turut berebut untuk bisa bekerja di perusahaan-perusahaan milik negara alias BUMN.

Sebab sedikit berbeda dengan pembukaan lowongan PNS yang sangat terbatas setiap tahunnya, BUMN dinilai menawarkan lebih banyak peluang kerja, membuat tingkat persaingan menjadi sedikit lebih rendah.

“Dalam pekerjaan sektor publik, mahasiswa melihat peluang kerja yang lebih baik di BUMN dengan kebutuhan jumlah karyawan yang lebih banyak dibandingkan dengan lembaga pemerintah, menjadikannya pilihan yang lebih aman mengingat tingkat kelulusan ujian pemerintah yang rendah,” kata Wei Shan selaku peneliti senior di Institut Asia Timur Universitas Nasional Singapura.

Menurut hasil survei platform rekrutmen Zhilian Zhaopin menunjukkan sekitar 63% mahasiswa memilih sektor publik sebagai pilihan utama mereka pada 2024, melonjak dari 42% pada tahun 2020. Sebaliknya, minat bekerja di perusahaan swasta merosot dari 25,1% menjadi hanya 12,5% dalam periode yang sama. milenial