Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan ada tiga negara yang telah menawarkan teknologi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di Indonesia. Tiga negara tersebut yakni Jepang, China dan Eropa.
“Untuk mitra teknologi PLTSA, kita kan juga sudah melakukan identifikasi. Jadi untuk identifikasi yang kita lakukan, ini berdasarkan vendor teknologi. Ini ada dari Jepang, itu ada dari Eropa, dan juga dari China,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Yuliot mengatakan saat ini Danantara tengah melakukan identifikasi mitra teknologi untuk memastikan proyek tersebut berjalan efisien. Dari tiga negara tersebut, Yuliot mengatakan belum ada keputusan teknologi dari negara mana yang bakal menggarap proyek itu.
“Belum, itu dari Danantara sendiri sudah mengidentifikasi vendor teknologi sebagai mitra. Jadi kalau kita lihat dari implementasi waste to energy ini, cukup banyak negara yang sudah melaksanakan. Seperti dari Jepang, mereka sudah lama melaksanakan pengelolaan waste to energy. Dari China, mereka juga sudah lama,” katanya.
“Dan juga kita melihat dari sisi ekosistem teknologinya sendiri, bagaimana juga bisa transfer teknologi dilakukan oleh badan usaha ke perusahaan-perusahaan mitra di Indonesia, termasuk Danantara,” tambahnya.
Sebelumnya, rencananya proyek ini akan dimulai terlebih dahulu di 7 kota dari rencananya bakal dilakukan di 33 kota. Tujuh kota tersebut yakni Bali, Yogyakarta, Bogor Raya, Tangerang Raya, Kota Semarang, Bekasi Raya, dan Medan Raya.
Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade mengatakan Danantara telah mengantongi 24 nama Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) dari berbagai negara, misalnya China, Jepang, dan Eropa. Sebanyak 24 perusahaan tersebut telah memiliki pengalaman yang panjang terkait sulap sampah jadi listrik.
Stefanus mengatakan, setiap perusahaan akan diminta untuk mencari mitra lokal guna membentuk konsorsium yang akan mengikuti tender di masing-masing kota. Rencananya tender tersebut dilakukan pada 6 November di tujuh kota.
“Supaya ada transfer knowledge, transfer technology, supaya pemain-pemain lokal, baik pemain yang biasa di industri power generation, atau pemain yang terlibat di bidang renewable energy, bisa belajar dan ber-partner dengan pemain-pemain ini,” katanya di Wisma Danantara, Jakarta Selatan, Senin (3/11).
Berikut daftar 24 perusahaan penyedia teknologi asing dalam Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) yang akan mengikuti tender untuk menjadi mitra BUPP:
Mitsubishi Heavy Industries Environmental & Chemical Engineering (Jepang)
ITOCHU Corporation (Jepang)
China Everbright Environment Group Limited (China)
Kanadevia Corporation (Jepang)
PT MCC Technology Indonesia (MCC) (China)
China National Environmental Protection Group Co., Ltd (CECEP) (China)
GCL Intelligent Energy (Suzhou) Co., Ltd. (China)
Chongqing Sanfeng Environment Group Corp., Ltd (China)
Dynagreen Environmental Protection Group Co., Ltd (China)
SUS Indonesia Holding Limited (China)
Veolia Environmental Services Asia Pte. Ltd (Prancis)
Hunan Construction Engineering Group Co., Ltd (China)
CEVIA Enviro Inc. (China)
China Conch Venture Holding Limited (China)
China TianYing Inc (China)
PT Jinjiang Environment Indonesia (China)
Wangneng Environment Co., Ltd (China)
Zhejiang Weiming Environment Protection Co., Ltd (China)
Beijing China Sciences Runyu Environmental Technology Co.,Ltd. (CSET) (China)
Tianjin TEDA Environmental Protection Co., Ltd (China)
Grandblue Environment Co., Ltd (China)
Beijing GeoEnviron Engineering & Technology, Inc (China)
Wuhan Tianyuan Group Co., Ltd (China)
QiaoYin City Management Co., Ltd (China).






