Jembatan darurat Krueng Tingkeum di Kabupaten Bireuen, Aceh, resmi dibuka untuk umum untuk memulihkan akses nasional menuju Banda Aceh yang terputus sejak 27 November 2025 akibat banjir bandang. Namun, ada sejumlah pembatasan yang wajib dipatuhi pengguna jalan.
Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR, Rakhman Taufik, mengatakan pembangunan jembatan darurat tersebut dilakukan secara cepat melalui kolaborasi lintas sektor untuk memulihkan konektivitas wilayah. Pembangunan jembatan darurat tersebut merupakan hasil sinergi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama PT Adhi Karya (Persero) serta dukungan TNI Angkatan Darat, khususnya Kodam Iskandar Muda.
“Ini merupakan kolaborasi dari Kementerian Pekerjaan Umum, TNI Angkatan Darat, terutama Kodam Iskandar Muda, serta penyedia jasa konstruksi PT Adhi Karya,” kata Rakhman dalam keterangannya, dikutip Minggu (28/12/2025).
Pekerjaan pembangunan telah dimulai sejak 9 Desember 2025 dan rampung pada 27 Desember 2025, setelah melalui proses uji beban. Jembatan darurat ini diresmikan pada Sabtu (27/12) pagi melalui prosesi peusijuek yang dipimpin Pimpinan Dayah Nurul Fata Tingkeum Manyang, Abu Jafar.
Rakhman menjelaskan bahwa sebagai jembatan panel darurat, terdapat sejumlah pembatasan yang wajib dipatuhi pengguna jalan. Kapasitas beban maksimal jembatan tersebut hanya 30 ton, dengan ruang bebas vertikal atau clearance setinggi empat meter karena posisinya berada di atas jembatan eksisting.
“Kami mohon masyarakat tidak beriringan dan tidak berhenti di atas jembatan panel darurat ini,” tambahnya.
Untuk mendukung keselamatan lalu lintas, pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat serta Satuan Lalu Lintas setempat untuk pemasangan rambu dan peringatan.
Rakhman juga memastikan pembangunan jembatan permanen akan dilakukan secara paralel dengan pengoperasian jembatan darurat. Saat ini, Kementerian PUPR tengah melakukan penelitian tanah serta penyusunan detail engineering design (DED).
“Lokasi jembatan permanen masih dalam tahap desain. Kami melakukan pengukuran sekitar 150 meter ke kiri dan ke kanan untuk menentukan lokasi yang paling efektif dan efisien,” jelasnya.
Selain Jembatan Krueng Tingkeum, perbaikan sejumlah jembatan di jalur tengah Aceh juga terus dilakukan. Dari delapan jembatan putus pada jalur Takengon-Bireuen, enam di antaranya telah ditangani dengan alat berat. Sementara dua lainnya difungsikan melalui jalur alternatif agar konektivitas tetap terjaga.
Sementara itu, Bupati Bireuen Mukhlis menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan seluruh pihak yang terlibat dalam percepatan pembangunan jembatan darurat tersebut. Ia menilai keberadaan jembatan Krueng Tingkeum sangat strategis sebagai jalur utama lintas barat-timur di Aceh.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PU, Yon Zipur Kodam, dan seluruh pihak yang terlibat. Pembangunan ini sangat cepat dan membantu pemulihan konektivitas,” kata Mukhlis.
Ia berharap pembangunan jembatan permanen dapat segera direalisasikan mengingat dampak luas yang ditimbulkan saat jalur tersebut terputus, terutama terhadap distribusi logistik dan harga kebutuhan pokok di sejumlah daerah di Aceh.






