Japan Credit Rating Pertahankan Peringkat Utang RI BBB+

Posted on

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo merespon keputusan Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) yang tetap mempertahankan rating Indonesia di BBB+ (investment grade). Ia mengatakan bahwa keputusan tersebut dengan outlook stabil menunjukkan kuatnya kepercayaan internasional terhadap stabilitas ekonomi RI.

Menurut Perry, afirmasi rating tersebut jadi bukti bahwa fundamental ekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga meski dihadapkan pada ketidakpastian global.

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/9/2025).

JCR menegaskan bahwa kepercayaan internasional terhadap ketahanan fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat, didukung konsumsi domestik, kebijakan fiskal hati-hati, serta rasio utang publik yang terkendali meski basis penerimaan negara masih perlu diperluas.

JCR menilai cadangan devisa Indonesia tetap tinggi, mencapai US$ 150,7 miliar atau setara 6,3 bulan impor per akhir Agustus 2025, serta tren positif investasi langsung yang menopang daya tahan ekonomi nasional.

JCR juga menilai kinerja perekonomian Indonesia tetap kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan terjaga di kisaran 5% dan diproyeksikan tetap terjaga di kisaran serupa dalam jangka menengah, meskipun pada 2025 berpotensi melambat di bawah 5% akibat melemahnya permintaan eksternal dari penerapan tarif timbal balik AS.

Kinerja ekonomi ditopang oleh konsumsi swasta, belanja pemerintah pasca pemilu, investasi infrastruktur, serta ekspor menjelang penerapan tarif. Dari sisi fiskal, kredibilitas kebijakan fiskal terjaga tercermin pada defisit fiskal yang terjaga di kisaran 2,3-2,5% PDB serta rasio utang pemerintah tetap di bawah 40%.

Dari sisi eksternal, JCR menilai defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan masih akan meningkat secara bertahap pada 2025 seiring lemahnya permintaan eksternal akibat penerapan tarif resiprokal AS.

Meski demikian, JCR menilai ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga, didukung tren positif investasi langsung serta cadangan devisa yang tetap tinggi.

JCR sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ dengan outlook stabil (dua tingkat di atas level terendah investment grade) pada 25 Maret 2024.

Simak juga Video Prabowo: Banyak Orang Bilang Utang RI Besar, Malaysia Jauh di Atas Kita