PT KCIC menyampaikan alasan aturan penutupan pintu masuk (gate) ditutup lima menit sebelum Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh berangkat. Aturan ini diterapkan demi keselamatan penumpang.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menjelaskan karakteristik stasiun Whoosh mempunyai jarak yang cukup jauh antara gate dengan kedatangan kereta. Penumpang harus melalui eskalator untuk mencapai peron.
“Kenapa dia udah nggak boleh masuk sebelum lima menit? Emang kita sengaja bikin aturan itu karena ini fungsinya untuk safety. Artinya, kalau kita melihat karakteristik, prasarana stasiun Whoosh ini, antara gate sama kereta, jaraknya itu lumayan jauh ya,” ujar Eva dalam konferensi pers di Stasiun KCIC Halim, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2025).
Gate Otomatis Tutup
Sebelum menerapkan aturan ini, Eva menyebut pihaknya telah melakukan uji coba terlebih dahulu. Hasilnya, ia menilai penumpang akan berlari-lari agar tak ketinggalan kereta.
Eva menambahkan, sistem gate secara otomatis akan menolak proses tap-in penumpang tepat 5 menit sebelum jadwal keberangkatan. Hal ini berkaitan dengan standar ketepatan waktu Whoosh yang mencapai 100%.
“Jadi, kereta itu ketika jadwalnya, misalnya dari (Stasiun) Halim, jam 10.00. Nah itu 10.00 itu, start dia jalan, bukan tutup pintu. Jadi, proses tutup pintunya itu, ada di 9.58. 9.58 tutup pintu, memastikan semua penumpang sudah aman, segala macam, baru 10.00 tepat dia jalan. Jadi, kira-kira itu makanya, kenapa ada aturan, 5 menit sebelum jadwal kereta, gate itu udah nggak mau, menerima, secara sistem sudah kita, jadi penumpang nggak bisa tap-in lagi,” jelas Eva.
Ubah Jadwal Keberangkatan
Bagi penumpang yang terlambat tidak perlu khawatir. KCIC membuat kebijakan penumpang yang tertinggal kereta masih diberikan kesempatan untuk melakukan ubah jadwal atau reschedule secara gratis. Namun, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan.
Pertama, reschedule hanya bisa dilakukan maksimal 15 menit setelah kereta berangkat. Kedua, penumpang hanya bisa pindah ke kereta selanjutnya di hari yang sama, tidak bisa untuk hari lain.
“Nah, kita ini kan tarifnya itu dynamic pricing ya. Nah, ini juga menjadi tanggung jawab penumpang. Jadi, misalnya contohnya, saya ketinggalan di kereta jam 12, kereta jam 12 itu tiketnya Rp 200 ribu, tapi di kereta 12.30, misalnya harganya udah Rp 225 ribu. Nah ketika reschedule, dia harus membayar, sesuai dengan harga tiket yang berlaku pada saat 12.30,” imbuhnya.






