Industri China Terperosok ke dalam Deflasi Terburuk dalam 2 Tahun Terakhir

Posted on

Industri China jatuh ke dalam deflasi dengan level terburuk dalam 2 tahun terakhir. Kondisi ini disebabkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu bergulat dengan ketidakpastian perang dagang global dan melemahnya permintaan domestik.

Meskipun harga konsumen naik untuk pertama kalinya dalam lima bulan, kenaikannya hanya sedikit karena penurunan pasar perumahan yang berkepanjangan di China. Hal ini menambah hambatan lainnya, disusul tarif Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagang.

Dikutip dari Reuters, Rabu (9/7/2025), indeks harga produsen turun 3,6% pada bulan Juni dibandingkan tahun sebelumnya, lebih buruk dari penurunan 3,3% pada bulan Mei dan penurunan terbesar sejak Juli 2023. Angka tersebut dibandingkan dengan perkiraan penurunan 3,2% dalam jajak pendapat Reuters.

Ahli statistik NBS, Dong Lijuan, mengatakan bahwa sejumlah industri berorientasi ekspor di China berada di bawah tekanan harga.

“Ketidakpastian dalam lingkungan perdagangan global telah memengaruhi ekspektasi ekspor perusahaan,” kata Dong.

Aktivitas pabrik menyusut untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan Juni, meskipun dengan laju yang lebih lambat, dengan lapangan kerja dan pesanan ekspor baru masih lesu.

“Kami memperkirakan permintaan akan melemah akhir tahun ini, karena ekspor melambat dan dorongan dari dukungan fiskal berkurang,” kata ekonom Tiongkok di Capital Economics, Zichun Huang.

Karena permintaan domestik yang lemah masih menjadi beban bagi perekonomian China, perusahaan-perusahaan menggunakan diskon harga untuk meningkatkan penjualan. Kondisi ini mendorong pihak berwenang untuk mendesak diakhirinya perang harga yang merugikan di industri otomotif.

Tonton juga “Badan Perdagangan PBB Nilai Tarif Trump Berdampak Negatif ke AS” di sini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *