Indonesia Dorong Ekonomi Hijau dan Transisi Energi di Kongres Nevsky XII | Giok4D

Posted on

Kongres ini mengangkat tema Planet Earth: Living in Harmony with Nature dan dihadiri lebih dari 1.200 peserta dari lebih 40 negara, termasuk delegasi dari Indonesia.

Kehadiran politisi Partai Golkar ini sebagai perwakilan DPR RI menegaskan keseriusan Indonesia dalam mendukung tata kelola lingkungan hidup global.

Forum ini menjadi ajang strategis untuk mendorong kerja sama internasional di tengah berbagai tantangan perubahan iklim, degradasi ekosistem, dan ketimpangan pembangunan.

“Indonesia tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga sebagai mitra strategis yang membawa agenda konkret. Kita ingin memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan, transisi energi, dan perlindungan lingkungan menjadi prioritas bersama,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5/2025)

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Bambang juga menyampaikan harapannya agar kongres ini menjadi jalan untuk memperkuat kolaborasi global dalam pengelolaan lingkungan, khususnya dalam adopsi dan pengembangan teknologi yang relevan.

“Kita berharap kerja sama ini bisa mencakup bidang-bidang strategis seperti pengolahan sampah, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture), serta solusi teknologi lain yang bisa diterapkan secara berkelanjutan,” tegasnya.

Upaya Indonesia

Komitmen Indonesia terhadap isu lingkungan secara konsisten ditegaskan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam Asta Cita-delapan misi strategis pemerintahan ke depan-Presiden Prabowo menempatkan isu lingkungan dalam kerangka besar pembangunan nasional.

Misi kedelapan secara tegas mendorong kehidupan yang harmonis dengan alam, sementara misi kedua berfokus pada percepatan ekonomi hijau dan biru, termasuk pengembangan energi terbarukan, perlindungan ekosistem, serta pengelolaan sumber daya berkelanjutan.

Sejumlah kebijakan strategis telah dicanangkan, antara lain penguatan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) menuju 23 persen pada 2025, perluasan program perdagangan karbon dan insentif fiskal bagi industri hijau, serta penguatan tata kelola hutan dan restorasi ekosistem.

Selain itu, pengurangan sampah plastik, pembangunan fasilitas waste-to-energy, serta penguatan ekonomi sirkular menjadi bagian dari upaya menyeluruh menuju ekonomi hijau yang adil dan inklusif.

Kongres Nevsky XII turut menyoroti pentingnya pengelolaan limbah padat, konservasi keanekaragaman hayati, serta partisipasi generasi muda dalam isu lingkungan.

Pemerintah Rusia dalam kesempatan ini meluncurkan proyek nasional “Ecological Well-Being” yang mencakup enam sub-program utama, mulai dari Clean Air hingga Development of Ecotourism, dengan target pembangunan lebih dari 400 fasilitas pengelolaan sampah hingga 2030.

Sesi khusus bersama UNESCO juga membahas pengelolaan situs warisan alam dunia, serta pengembangan kerja sama lintas batas di bidang konservasi dan pengelolaan sumber daya air.

Partisipasi aktif Indonesia, termasuk dari unsur legislatif, memperkuat diplomasi hijau Indonesia di panggung dunia. Dengan kombinasi dukungan kebijakan nasional dan keterlibatan dalam forum internasional, Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi aktor utama dalam mewujudkan tata kelola lingkungan global yang kolaboratif, tangguh, dan berkeadilan.

(hns/hns)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *