Indonesia mencatat impor dari Januari hingga Oktober 2025 sebesar US$ 198,16 miliar. Angka tersebut naik 2,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Nilai impor migas tercatat senilai US$ 26,56 miliar atau turun 12,67%. Sementara, nilai impor non migas tercatat senilai US$ 171,61 miliar atau naik 4,95%.
“Jika dilihat menurut penggunaan, secara kumulatif peningkatan nilai impor terjadi pada barang modal dan sebagai penyumbang utama peningkatan impor,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (1/12/2025).
Dia menerangkan, nilai impor barang modal mencapai US$ 40,55 miliar atau naik 18,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan sebesar 3,29%.
“Impor barang modal yang naik cukup besar yaitu mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya, mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya,” ujarnya.
Sementara, impor bahan baku penolong turun 1,25% menjadi US$ 139,60 miliar. Begitu pula dengan impor barang konsumsi yang mengalami penurunan 2,05% menjadi US$ 18,02 miliar.
Khusus Oktober 2025, Indonesia mencatat impor US$ 21,84 miliar atau turun 1,5% dibandingkan Oktober 2024. Nilai impor migas sebesar US$ 2,81 miliar atau turun 23,32% secara tahunan. Sementara itu nilai impor non migas sebesar US$ 19,03 miliar dan mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 3,26%.
“Penurunan nilai impor secara tahunan didorong oleh penurunan impor migas dengan andil -3,87%,” ujarnya.






