IMF Ralat Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,2%

Posted on

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2025 dari 3,0% menjadi 3,2%.

Revisi perkiraan ini dilakukan mengingat imbas kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terbukti lebih ‘jinak’ dari proyeksi sebelumnya.

Sementara untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2026 mendatang masih sebesar 3,1%. Angka ini tidak mengalami dari proyeksi yang disampaikan sebelumnya.

Melansir Reuters, Selasa (14/10/2025), sebelumnya pada April 2025 IMF sempat memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun ini hanya mentok sampai 2,8%. Prediksi ini disampaikan IMF tak lama setelah Trump memberlakukan tarif timbal balik terhadap ratusan negara di dunia.

Kemudian IMF kembali merevisi perkiraan pertumbuhan PDB riil global mereka jadi 3,0% pada Juli kemarin, yang pada akhirnya direvisi kembali jadi 3,2%.

Menurut IMF kesepakatan perdagangan terkini antara AS dan beberapa negara ekonomi besar di dunia menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan perkiraan pertumbuhan itu.

“Selain tarif yang lebih rendah dari perkiraan, output global telah didukung oleh sektor swasta yang tangkas yang mempercepat impor dan dengan cepat mengubah rute rantai pasokan, dolar yang lebih lemah, stimulus fiskal di Eropa dan China, serta ledakan investasi AI,” kata kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas.

Di sisi lain IMF tetap memperingatkan ketegangan perang dagang antara AS dengan China baru-baru ini berpotensi memperlambat produksi global secara signifikan.

Sebab pada akhir pekan kemarin, Trump melalui media sosialnya mengancam akan mengenakan bea masuk tambahan 100% atas barang-barang China. Hal ini dilakukan sebagai balasan atas pengetatan ekspor tanah jarang oleh Beijing.

Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent mengatakan pada Senin (13/10) kemarin bahwa perundingan sedang berlangsung untuk meredakan eskalasi perang dagang besar-besaran antar dua negara ekonomi terbesar dunia itu.

“Jelas, jika ini (perang dagang) benar terjadi, ini akan menjadi risiko yang sangat signifikan bagi perekonomian global,” ujar Gourinchas kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Menurutnya eskalasi perang dagang AS-China ini dapat kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global secara signifikan. Selain itu ketegangan ini turut menambah ketidakpastian global yang secara langsung menghambat investasi.

Lihat juga Video ‘Misbakhun Bicara Arah Ekonomi Baru Indonesia’: