Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) mencatat indikasi nilai investasi yang masuk sudah mencapai sekitar Rp 135,1 triliun, baik dari asing maupun domestik. Angka ini terdiri atas pembangunan di sektor hunian dan Jalan dan Terowongan Multi Utilitas (MUT).
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengatakan, peningkatan minat dari investor dalam dan luar negeri melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) terus terlihat, seiring dengan penguatan tata kelola serta penyederhanaan proses yang dilakukan dalam beberapa kuartal terakhir.
Berbagai proses investasi kini diarahkan untuk berjalan lebih ringkas dan efisien, tanpa mengabaikan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Prinsip kehati-hatian tetap dijaga, namun hambatan birokratis yang tidak perlu akan diminimalkan melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga (KL).
“Proses due diligence yang kami terapkan melibatkan banyak pihak dari swasta, Kementerian terkait, hingga auditor intern pemerintah untuk menjamin good governance. Transparansi dan tata kelola yang baik adalah fondasi utama dalam semua tahapan investasi.” kata Basuki, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (10/6/2025).
Dari sisi implementasi KPBU unsolicited sektor hunian, telah tuntasnya proses mendapat persetujuan Availability Payment (AP) dan penjaminan pemerintah dari Kementerian Keuangan dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) untuk dua proyek utama.
Proyek tersebut antara lain pertama, ada pembangunan 8 Tower Hunian ASN oleh PT Nindya Karya di WP 1A, mencakup 288 unit hunian bertipe 190 m². Kedua, pembangunan 109 Unit Rumah Tapak oleh PT Intiland di WP 1B dan 1C, dengan tipe bangunan 390 m².
Kedua proyek tersebut ditargetkan mulai transaksi pada kuartal kedua tahun 2025 dan memulai konstruksi pada tahun yang sama. Di samping itu, terdapat juga investor nasional yaitu Ciputra Nusantara dan Konsorsium Triniti Truba serta investor asing yaitu Konsorsium IJM – CHEC dan Maxim.
Ciputra Nusantara dan Konsorsium IJM – CHEC telah menyelesaikan Feasibility Study (FS) dan kini tengah menjalani evaluasi FS dan dokumen pendukung sebagai tahap lanjutannya. Sedangkan Konsorsium Triniti-Truba dan Maxim dalam proses finalisasi FS sebelum memasuki tahapan evaluasi.
Selain enam proyek yang telah berjalan tersebut, saat ini terdapat tiga proyek tambahan yang digawangi oleh Adhi Karya, Konsorsium Samsung C&T-Brantas Abipraya, dan Konsorsium PJ-IC Bee Invest-Promec-Ozturk Holdings. Mereka saat ini juga telah mendapatkan Letter-to-Proceed (LtP) dan tengah dalam tahap penyusunan Feasibility Study.
Investor-investor ini berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Turki, Spanyol, dan Brunei Darussalam, dengan indikasi nilai investasi mencapai Rp 63,3 triliun untuk sektor hunian.
Sementara itu, KPBU Sektor Jalan dan MUT juga menunjukkan perkembangan. Tercatat ada lima calon investor dari China, Malaysia, dan Indonesia yang saat ini dalam proses penyusunan FS dan evaluasi dokumen.
Indikasi total nilai investasi mencapai Rp 71,8 triliun, di mana Rp 55 triliun di antaranya berasal dari luar negeri. Dengan demikian, apabila diakumulasikan bersama dengan KPBU sektor hunian, total indikasi investasi mencapai Rp 135,1 triliun.
Deputi Bidang Pendanaan & Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mengatakan, saat ini masih terdapat sembilan calon investor lain di sektor hunian yang belum dapat diberikan lampu hijau untuk menjadi pemrakarsa KPBU unsolicited dengan skema AP.
“Hal ini karena minat KPBU sektor hunian di IKN perlu memperhatikan sektor lain yang akan dibiayai melalui skema KPBU AP. Kami akan mengundang mereka nantinya mengikuti KPBU sebagai peserta tender, atau melalui skema KPBU solicited,” ujar Agung.
Simak juga Video: Prabowo Gelontorkan Rp 48,8 T untuk Jadikan IKN Ibu Kota Politik