Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Ia berharap para investor bisa memahami kondisi yang terjadi.
“Harapan kami, para emiten, para anggota bursa, para investor memahami tentunya apa yang hari ini terjadi,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025).
Airlangga menyebut ada dua hal penting yang memengaruhi pasar modal. Selain faktor sentimen (emosi dan persepsi investor), faktor fundamental (kondisi keuangan dan prospek perusahaan) Indonesia dinilai masih solid sehingga dampaknya diharapkan hanya bersifat jangka pendek.
“Terkait situasi terkini, dengan fundamental ekonomi yang solid, pemerintah yakin dampak dinamika sosial politik terhadap ekonomi harapannya bersifat jangka pendek. Pemerintah terus mendorong optimisme untuk jangka menengah dan jangka panjang,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah terus berkomunikasi aktif dengan para emiten, anggota bursa, hingga investor untuk memastikan rencana investasi tidak terganggu. Harapannya seluruh kegiatan bisa berjalan sesuai jadwal.
“Untuk pelaku pasar modal, saya ingin menegaskan bahwa pemerintah mempunyai kapasitas dan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kita menjaga agar volatilitas jangka pendek tidak mengubah perencanaan perekonomian kita yang positif,” tegas Airlangga.
Airlangga juga menyinggung aspirasi yang disampaikan lewat aksi massa sepekan terakhir memang dijamin dalam negara demokrasi, tetapi ia berharap bisa dijalankan dengan cara yang baik.
“Tentu kita berharap bahwa situasi yang damai dan saling menghormati akan sangat membantu mempercepat pemulihan ekonomi. Kita semua perlu menjaga suasana kondusif dan meminimalkan dampak yang muncul terhadap perekonomian nasional,” jelasnya.
Berdasarkan papan perdagangan di BEI, IHSG langsung melemah 3,44% atau sekitar 269,15 poin ke level 7.561 pada pukul 09.01 WIB. IHSG mencatat volume transaksi sebanyak 2,22 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,07 miliar di awal perdagangan. anjlok