Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara soal kabar tiket pesawat mahal yang beredar di tengah masyarakat pada daerah yang terkena bencana di Aceh. Disebutkan tarif penerbangan tinggi ditemui pada rute Bandara Kualanmu-Rembele-Kualanamu.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan Asri Santosa menyampaikan kemungkinan tiket yang mahal tersebut adalah penerbangan sewaan atau carter. Dia menyatakan hingga saat ini tidak terdapat penerbangan reguler pada rute Kualanamu-Rembele.
Di Bandara Rembele, penerbangan yang beroperasi hanya penerbangan perintis saja yang dilayani oleh maskapai Susi Air dengan frekuensi satu kali penerbangan per minggu, di setiap hari Kamis.
Dari hasil verifikasi petugas di lapangan, Asri menyatakan ada inisiatif perorangan yang mengkoordinasikan calon penumpang lain untuk melakukan penerbangan carter pada rute yang dimaksud. Penerbangan carter memang mahal harganya karena tidak dijual secara satuan, namun per penerbangan.
Sayangnya Asri tak menjelaskan lebih lanjut inisiatif tersebut diawali oleh siapa dan dari maskapai mana pesawat yang akan dicarter.
“Untuk penerbangan carter, seluruh proses pemesanan, pembayaran, serta pengaturan penerbangan merupakan kesepakatan antara penumpang dengan maskapai atau penyedia pesawat (tidak dijual secara ritel),” ungkap Asri dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).
Asri melanjutkan pemerintah maupun pihak bandara memang tidak memiliki kewenangan untuk ikut mengatur penentuan harga tiket pesawat jenis carter, semua dilakukan secara komersial sesuai perjanjian antara penumpang dan penyedia pesawat.
“Pihak bandara tidak terlibat dan tidak memiliki kewenangan dalam penjualan tiket maupun proses komersial penerbangan tersebut,” ujar Asri.
Pemerintah hanya bisa mengatur harga tiket pesawat pada dua jenis layanan penerbangan, yakni penerbangan perintis dan penerbangan reguler. Tarif penerbangan perintis ditetapkan subsidinya oleh Kementerian Perhubungan.
Sementara, tarif penerbangan reguler dibatasi oleh tarif batas ambang atas dan bawah. Maskapai tidak boleh menjual di atas harga ambang batas atas dan juga harga ambang batas bawah.
Asri melanjutkan kondisi darurat bencana di wilayah Provinsi Aceh menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan transportasi udara dikarenakan akses moda transportasi lain terkena bencana.
Pantauan dari lapangan memang banyak warga dari daerah terdampak yang membutuhkan akses keluar dari wilayah bencana, terutama menuju Bandar Udara Kualanamu, hal ini mengakibatkan meningkat tinggi jumlah masyarakat yang datang ke Bandar Udara Rembele untuk memperoleh layanan penerbangan.
Di tengah kebutuhan penerbangan itu lah ada inisiatif perorangan yang untuk mengkoordinir penyewaan layanan charter flight. Otomatis tiketnya pasti akan mahal.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa juga memastikan tidak ada maskapai yang melakukan penjualan tiket reguler di luar penerbangan perintis yang sudah terjadwal di Bandara Rembele. Bila memang ada penerbangan charter menurutnya hal tersebut adalah inisiatif mandiri dari masyarakat sebagai penumpang.
“Seluruh penerbangan di luar jadwal reguler merupakan inisiatif para calon penumpang yang secara mandiri berkoordinasi untuk melakukan charter pesawat dengan tujuan memenuhi kebutuhan mendesak mereka dalam situasi darurat,” ujar Lukman.
Lihat juga Video: Jelang Nataru, Pemerintah Beri Diskon Tiket Pesawat






