Jaringan restoran cepat saji Yoshinoya Co. Ltd. di Jepang berencana terus menggenjot penjualan ramen sebagai pilar pertumbuhan bisnis perusahaan ke depan. Melalui usaha ramen ini, perusahaan memperkirakan dapat mengantongi laba hingga triliunan rupiah.
Melansir Reuters, Senin (19/5/2025), sebagai bagian dari strategi ekspansinya Yoshinoya telah mengakuisisi dua operator ramen asal Kyoto, yakni Takara Sangyo dan Kiramekino Mirai. Akuisisi ini menambah portofolio brand ramen yang mereka kelola seperti Withlink di Hiroshima dan Setagaya di Tokyo.
Perusahaan juga memperkirakan pendapatan dari bisnis ramen tersebut akan mencapai 40 miliar yen atau Rp 4,52 triliun pada tahun fiskal 2029 mendatang. Jumlah ini diperkirakan mencapai 13% dari total penjualan perusahaan secara keseluruhan.
“Saya melihat potensi besar di bisnis ramen,” ujar CEO baru Yoshinoya, Tetsuya Naruse, dalam sebuah konferensi pers.
Langkah ekspansi ini muncul di tengah tantangan besar bagi industri restoran Jepang akibat kenaikan harga bahan baku, terutama beras lokal dan daging sapi impor asal AS.
Selain itu perusahaan juga tengah kesulitan menaikkan harga jual produk mereka di tengah pemulihan ekonomi pasca-deflasi berkepanjangan. Sehingga ekspansi di bisnis ramen menjadi pilihan paling aman dan memungkinkan bagi Yoshinoya saat ini.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Perusahaan menegaskan ke depan akan terus berekspansi di bisnis ramen dengan melibatkan pertumbuhan non-organik melalui akuisisi tambahan. Bahkan Yoshinoya sudah menargetkan diri untuk menjadi penjual ramen terbesar di dunia pada akhir tahun fiskal Februari 2035 mendatang.
Di luar target ambisius tersebut, dalam rencana bisnis lima tahun ke depan Yoshinoya menargetkan peningkatan laba operasional dari bisnis ramen perusahaan hingga 10 kali lipat menjadi 4 miliar yen atau sekitar Rp 452 miliar (kurs Rp 113/yen Jepang).
Simak juga Video: Prabowo Minta Mentan Turunkan Harga Daging-Telur: Supaya Rakyat Nikmati
