Harga blueberry diyakini akan lebih murah setelah adanya perjanjian dagang Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA). Karena dalam perjanjian itu disepakati pembukaan akses pasar untuk sejumlah komoditas dari Peru ke Indonesia, salah satunya blueberry.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan komoditas itu akan mendapatkan bebas tarif masuk ke Indonesia. Dengan perjanjian ini diharapkan produk yang masuk ke Indonesia juga berkualitas.
“Iya bisa jadi (akan murah harga blueberry). Kalau harga kan berfluktuasi ya di pasar. Tetapi yang penting kita memberikan fasilitas biar masuk yang lebih bagus,” kata dia di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Untuk diketahui, dengan adanya perjanjian dagang Indonesia dan Peru beberapa produk prioritas akan mendapatkan pembebasan tarif, mulai dari blueberry, ekstra nabari, kakao, citrus dan buah segar lainnya. Dalam catatan Kemendag, setidaknya ada 10.531 barang (pos tarif) yang akan masuk ke Indonesia dengan bebas tarif atau 0%.
“Dari sisi Peru kurang lebih kita juga akan memberikan 90% lebih dari produk ataupun pos tarif yang kita miliki. Ya beberapa tadi ada anggur, ada ekstrak nabati, ada coklat, ada sitrus, dan beberapa buah segar lainnya. Jadi kita melihat ini kita saling melengkapi, mudah-mudahan ini juga akan memperkuat postur perdagangan Indonesia secara bilateral dengan Peru ataupun secara keawasan-keawasan Amerika Latin,” terangnya.
Untuk harga blueberry di dalam negeri saat ini di e-commerce berbagai macam, mulai dari seharga Rp 170.000, Rp 130.000 hingga Rp 80.000 dengan berbagai ukuran tertentu.
Sementara manfaat untuk Indonesia, sebanyak 7.257 barang (pos tarif) yang diekspor ke Peru akan bebas tarif. Ribuan barang itu termasuk, mobil, sepatu, alas kaki, tekstil, kelapa sawit dan turunannya, dan produk-produk manufaktur, lemari, mesin cetak hingga kertas.
“Nah ini semua sudah mendapatkan referensi akses pasar yang sangat amat bagus. Jadi hampir semuanya sudah nol, nanti akan diberikan komitmen bea masuk nol. Ya masing-masing ada yang di-enter into force, ada yang di hari pertama, ada yang nanti di tahun ke-2, dan tahun ke-3,” kata dia saat konferensi pers.
Berdasarkan data perdagangan Indonesia dengan Peru tahun 2024, terdapat lima komoditas ekspor utama. Pertama, mobil dan kendaraan bermotor lainnya dengan nilai US$ 120,8 juta. Kedua, alas kaki atau sol berbahan karet, plastik, atau kulit dengan bagian atas tekstil senilai US$ 21,8 juta.
Ketiga, minyak sawit dan pecahannya dengan nilai US$ 21,4 juta. Keempat, lemari es/freezer dan pompa panas non-AC senilai US$ 16,5 juta. Kelima, alas kaki atau sol berbahan karet, plastik, atau kulit dengan bagian atas kulit senilai US$ 14,9 juta.
Sementara itu, untuk impor dari Peru, lima komoditas utama pada tahun yang sama adalah biji kakao dengan nilai US$ 87,6 juta. Disusul batu bara, briket, atau bahan bakar padat sejenis senilai US$ 15,6 juta. Pupuk mineral atau kimia, khususnya fosfat, memiliki nilai impor sebesar US$ 14,1 juta. Anggur, baik segar maupun kering, diimpor senilai US$ 11,5 juta. Terakhir, seng yang tidak ditempa dengan nilai US$ 5 juta.
Simak juga Video ‘Puan dan Presiden Peru Bertemu Bahas Ekonomi-Pariwisata’: