Hal Penting yang Perlu Disiapkan Saat Lamar Kerja, Dijamin Langsung Dilirik HR!

Posted on

Mencari kerja yang sesuai dengan minat dan kemampuan kerap kali dianggap hal yang menantang. Sebab tak jarang lamaran kerja yang dikirimkan ke perusahaan malah berakhir ditolak. Namun ternyata, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan agar peluang lamaran kerja diterima perusahaan semakin meningkat. Terlebih jika pelamar mempersiapkan sejumlah hal penting yang bisa membuat HRD tertarik.

Menurut Praktisi dan Konsultan Sumber Daya Manusia (SDM) Audi Lumbantoruan, salah satu hal penting untuk dipersiapkan adalah daftar riwayat hidup atau Curriculum Vitae (CV). Sebab dokumen satu ini adalah yang pertama dilihat perusahaan saat menerima lamaran kerja.

“Yang pasti pertama CV itu harus dipersiapkan dengan baik dan jujur. Jangan ditambah-tambahin, jangan dibuat terlalu berlebihan. Walaupun memang CV itu perlu dibikin sesuai dengan kondisi kita,” kata Audi kepada detikcom, Jumat (16/5/2025).

Dalam hal ini ia mengatakan CV pelamar yang berpeluang besar ‘dilirik’ HRD jika dokumen tersebut dapat menggambarkan pencapaian atau kemampuan yang dimiliki calon karyawan. Kemudian tak lupa juga CV itu harus berisikan informasi potensi apa saja yang kita miliki.

“Misalnya kita mendapatkan sertifikat apa saja, kita sudah ikut les kursus apa saja, kita sudah pernah magang apa saja, kita sudah ikut organisasi apa saja, khususnya untuk fresh grade ya. Tapi sebutkan juga potensi yang dimiliki misalnya potensi sebagai analis, potensi sebagai customer service. Itu diangkat (dalam CV),” terangnya.

Dengan begitu HRD dapat dengan mudah menyeleksi surat lamaran mana saja yang dibutuhkan perusahaan. Artinya informasi ini dapat menunjukkan alasan mengapa mereka harus mempertimbangkan untuk menerima surat lamaran yang dikirimkan dan lanjut ke tahap seleksi berikutnya.

Di luar itu, menurut Audi yang tak kalah penting untuk disiapkan pelamar adalah surat pengantar atau banyak dikenal sebagai cover letter. Dokumen ini adalah pelengkap CV atau resume saat melamar pekerjaan dengan tujuan untuk memberikan gambaran singkat tentang pelamar.

“Dulu Itu ada namanya surat pengantar atau cover letter, ini jangan lupa. Selain CV, resume, atau riwayat kerja, buat juga cover letter. Memperkenalkan diri namanya siapa, saya ini bermaksud untuk melamar posisi ini, mengapa saya layak dipertimbangkan, faktor apa saja yang membuat saya kira-kira cocok dengan posisi ini. Itu jangan lupa,” tegas Audi.

Melalui cover letter inilah pelamar dapat lebih jauh meyakinkan perusahaan atau HRD bahwa mereka cocok dan layak untuk bekerja di posisi yang sudah dilamar. Tanpa keterangan ini, perusahaan akan kesulitan untuk menerima atau menolak lamaran yang ada.

“Ini seperti berbicara langsung walaupun melalui surat cover letter,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Ketua Ikatan SDM Profesional Indonesia (ISPI) Ivan Taufiza berpendapat salah satu hal penting yang perluas dipersiapkan agar peluang diterima kerja semakin besar saat melamar adalah CV dan cover letter.

Menurutnya kedua dokumen ini menjadi sangat penting untuk menggambarkan kemampuan kerja para pelamar, sehingga perusahaan semakin yakin untuk segera mempekerjakannya. Bahkan dalam dua dokumen ini menurutnya penting untuk menonjolkan pencapaian atau kemampuan secara kuantitatif alias terukur.

Bahkan kalau perlu, CV dan cover letter ini disusun ramah terhadap kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sebab menurut Ivan saat ini sudah banyak sekali perubahan yang menggunakan teknologi ini dalam mensortir surat lamaran yang mereka terima.

“Pencapaian atau prestasi yang sifatnya kualitas, angka dan terukur itu harus ada. Kalau bisa disusun agar mudah dibaca AI, karena banyak perusahaan yang sudah pakai AI untuk sortir, kalaupun yang baca orang gitu ya, kan tetap jadi mudah untuk dilihat,” tegas Ivan.

Kemudian dalam CV atau cover letter yang dikirimkan, pelamar juga bisa memasukkan hasil kinerja dari pengalaman sebelumnya atau cara kerja di perusahaan lama. Misal saat dulu bekerja dia mengirim laporan ke siapa atau dia sempat membawahi berapa orang untuk pekerjaan apa dan lain sebagainya.

“Nah, kalau fresh graduate yang digambarkan dimensi kemampuan yang perlu ditonjolkan. Kalau fresh graduate kan asumsinya baru lulus kuliah, pernah ikut magang. Nah sama, jangan cuma ditulis pernah kerja magang di mana. Tapi yang sering nggak dituliskan ngapain dia saat magang, apa yang dikerjakan, apa yang dihasilkan,” paparnya.

“Bisa juga aktivitas di kampus, biasanya yang ditulis kan cuma saya pernah jadi ketua panitia reuni atau panitia penerimaan mahasiswa baru. Yang harus dijelaskan tuh bukan itu tadi, tapi dimensinya. Mahasiswa baru yang di- 10.000 misal, saya bertanggung jawab atas dana Rp 250 juta, kan beda kalau ada kata-kata itu,” jelas Ivan lagi.

Simak juga Video ‘Cara Aman Lamar Kerja Agar Tak Tertipu Lowongan Bodong’:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *