Elon Musk mendapatkan dukungan mayoritas pemegang saham Tesla untuk paket kompensasi terbesar dalam sejarah, nilainya tembus US$ 1 triliun atau sekitar Rp16.733 triliun (kurs Rp 16.733). Hal tersebut diputuskan dalam rapat pemegang saham yang digelar Kamis (6/11/2025) kemarin.
Proposal tersebut disetujui dengan dukungan lebih dari 75% pemegang saham. Hasil pemungutan suara ini dinilai sangat penting bagi masa depan Tesla dan valuasinya, yang bergantung pada visi Elon untuk membuat kendaraan yang dapat mengemudi sendiri, menciptakan jaringan robotaxi di seluruh AS, dan menjual robot humanoid.
Hasil tersebut membuat Elon Musk melompat ke panggung pertemuan tahunan perusahaan di pabriknya di Austin, Texas. “Apa yang akan kita mulai bukan sekadar babak baru masa depan Tesla, tetapi sebuah buku yang benar-benar baru,” ujar Musk dikutip dari Reuters, Jumat (7/11/2025).
Ia kemudian menyampaikan serangkaian janji di atas panggung, mulai dari produksi Cybercab, robotaxi dua penumpang tanpa kemudi, hingga peluncuran mobil sport listrik Roadster generasi berikutnya.
Ia juga mengatakan Tesla akan membutuhkan pabrik chip raksasa untuk memproduksi chip AI dan sebaiknya mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan Intel. Ia juga bicara gaya pemimpin Tesla.
“Rapat pemegang saham lain seperti pesta tidur, tapi rapat kami luar biasa. Maksud saya, lihat ini. Ini keren sekali,” katanya.
Para pemegang saham juga memilih kembali tiga direktur di dewan Tesla, memberikan suara mendukung pemilihan tahunan untuk semua anggota dewan dan menyetujui rencana pembayaran pengganti untuk paket Musk sebelumnya yang ditahan di pengadilan.
Adapun target Elon Musk dalam dekade mendatang antara lain mengirimkan 20 juta kendaraan, mengoperasikan 1 juta robotaxi, menjual 1 juta robot, dan menghasilkan laba inti hingga US$ 400 miliar. Namun, agar ia dibayar, nilai saham Tesla harus naik secara bersamaan, pertama menjadi US$ 2 triliun dari US$ 1,5 triliun saat ini, dan seterusnya hingga UU$ 8,5 triliun.






