Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Peninjauan dilakukan untuk melihat pembangunan Masjid IKN dan beberapa fasilitas keagamaan lainnya di ibu kota baru.
Gibran menyampaikan pembangunan Masjid Negara IKN telah mendekati tahap akhir dan ditargetkan selesai pada 15 Februari 2026. Progresnya sudah menyentuh 98,4%.
“Proyek strategis IKN yang pertama saya kunjungi adalah pembangunan Masjid Negara, yang saat ini telah mencapai 98,4%. Masjid ini dirancang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol identitas Islam yang rahmatan lil ‘alamin di ibu kota baru Indonesia,” ujar Gibran dalam keterangannya, Rabu (31/12/2025).
Pada tahap pertama masjid ini ditargetkan dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan Salat Idulfitri 2026. Yang ditargetkan dapat memiliki kapasitas sekitar 29 ribu jemaah dari total rencana 60 ribu jemaah.
“Ditargetkan dapat digunakan untuk pelaksanaan Salat Idul Fitri tahun 2026. Karena itu, percepatan pembangunan dan penjagaan kualitas pekerjaan menjadi hal yang terus kami kawal bersama,” imbuh Gibran.
Masjid Raya Nusantara berdiri di atas lahan seluas 32.125 meter persegi untuk area masjid, 2.221 meter persegi area komersial, dan 7.340 meter persegi area penunjang. Luas bangunan masjid mencapai 76.647 meter persegi, dilengkapi area komersial seluas 4.080 meter persegi dan area penunjang 3.456 meter persegi, dengan struktur bangunan empat lantai dan dua lantai mezzanine.
Lingkup pekerjaan mencakup tahap persiapan, perancangan detail, hingga pelaksanaan konstruksi yang meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal-elektronika, lanskap dan infrastruktur, serta penerapan prinsip Bangunan Gedung Hijau (BGH).
Gibran juga meninjau Basilika dan Plaza Kerukunan yang berada di kawasan peribadatan IKN. Kawasan peribadatan ini dirancang sebagai ruang bersama bagi berbagai umat beragama ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam memastikan pembangunan IKN berjalan seimbang antara fungsi pemerintahan, sosial, dan nilai-nilai kebangsaan.
Salah satu rumah ibadah yang berada di kawasan ini adalah Gereja Basilika Santo Fransiskus Xaverius, yang akan menjadi basilika pertama di Indonesia. Gereja ini dirancang dengan kapasitas sekitar 1.600 umat dan ditargetkan selesai pada awal tahun 2026.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menyampaikan, Gibran memberikan perhatian khusus pada kualitas desain, progres pekerjaan, serta kesiapan masjid untuk segera dimanfaatkan sebagai sarana ibadah.
Menurut Basuki, konsep Masjid Negara memiliki desain berbeda dari masjid pada umumnya, baik dari bentuk bangunan maupun keterhubungannya dengan kawasan peribadatan lain di IKN.
“Beliau menyampaikan apresiasi terhadap kualitas desain masjid yang berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya. Masjid di IKN ini berbentuk serban dan dirancang dengan kapasitas sekitar 20 ribu jemaah pada tahap awal, yang nantinya dapat dikembangkan hingga 60 ribu jemaah,” ujar Basuki.
Basuki menambahkan, Gibran juga meminta agar penyelesaian pekerjaan dipercepat dengan tetap menjaga mutu, sehingga masjid dapat mulai digunakan pada bulan Ramadan. Eks Menteri PUPR itu juga menjelaskan kawasan peribadatan IKN dirancang secara terpadu sebagai simbol nyata toleransi dan persatuan di ibu kota baru.
Menurut Basuki, seluruh fasilitas peribadatan di kawasan inti IKN diharapkan dapat segera diselesaikan agar dapat dimanfaatkan oleh umat masing-masing.
“Semua diharapkan dapat diselesaikan pada bulan Januari ini, sehingga fungsi peribadatan di kawasan inti IKN bisa berjalan dengan baik,” kata Basuki.
Sebagai informasi, Basilika Santo Fransiskus Xaverius dibangun di atas lahan seluas 37.781 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 18.862,68 meter persegi.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Lingkup pekerjaan mencakup bangunan utama basilika, taman doa Jalan Salib, Taman Doa Gua Maria, Wisma Uskup, bangunan penunjang, plaza seremonial, area parkir, serta akses kawasan yang terhubung dengan rumah ibadah lain di sekitarnya.
Hingga akhir Desember 2025, progres pembangunan fisik basilika telah mencapai 93,3%. Kawasan peribadatan IKN sendiri dirancang terintegrasi dengan Plaza Kerukunan sebagai ruang terbuka publik. Selain masjid dan basilika, kawasan ini juga akan dilengkapi rumah ibadah lain seperti pura, serta monumen simbolik berbentuk segi enam yang melambangkan enam agama di Indonesia.






