Indonesia akan mengimpor minyak dan gas (migas) dari Amerika Serikat (AS). Ini merupakan hasil kesepakatan dengan Pemerintah AS di bawah komando Presiden Donald Trump, yang memangkas tarif masuk barang-barang Indonesia dari 32% menjadi 19%.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, pemerintah bukan menambah porsi impor. Namun, memindahkan mayoritas sumber impor migas, dari yang awalnya dari negara Timur Tengah dan Asia menjadi dari AS.
“Kita memang kurangi dari negara lain. Timur tengah dan Asia,” terang Bahlil usai rapat dengan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).
Sejauh ini, yang disepakati dengan AS adalah Indonesia mengimpor produk migas senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 243 triliun (kurs Rp 16.200). Rencana produk yang diimpor dari AS adalah minyak mentah, BBM, dan LPG
Impor, akan dilakukan dengan memperhatikan nilai keekonomian sesuai pasar, namun pemerintah akan melakukan negosiasi dengan pengekspor minyak dan gas dari AS dengan harga yang paling kompetitif.
“Itu akan kita lakukan dengan langkah-langkah, dengan memperhatikan nilai keekonomian, harganya harus kompetitif. Sekarang kita buat perangkatnya,” beber Bahlil.
selama ini Indonesia sudah impor LPG, dan nanti porsinya akan ditambah lagi.
“LPG sudah dimulai. Kalau LPG kan sudah terjadi tinggal kita tingkatkan saja volumenya,” sebut Bahlil.
Selama 2024 saja Indonesia sudah mengimpor LPG dari AS sebesar US$ 2,03 miliar. Jumlah itu setara dengan 53% pangsa pasar impor LPG Indonesia yang mencapai US$ 3,8 miliar.