PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dalam rangka aksi korporasi spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) di Menara BTN, Jakarta, Selasa (18/11/2025). Melalui aksi ini, UUS milik perseroan resmi menjadi Bank Syariah Nasional (BSN).
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan RUPSLB pengambilan persetujuan spin-off ini menjadi proses terakhir dari pembentukan BSN. Adapun sebelumnya, BSN sendiri merupakan entitas perbankan bernama PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang diakuisisi pada 5 Juni 2025.
“Jadi ini adalah rangkaian terakhir sehingga nanti BTN akan kehilangan aset UUS, nanti asetnya pasti di laporan keuangan akan menurun, bank only, dan BSN asetnya akan bertambah sebesar nilai yang kita keluarkan. Jadi itu yang akan terjadi. Tapi nanti secara konsolidasi akan sama juga. Kira-kira seperti itu, sehingga mereka menjadi entitas yang terpisah, yang berdiri sendiri, yang memiliki kewenangan sendiri untuk mengelola korporasi perusahaan seperti biasa,” ungkap di Menara BTN, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Nixon menjelaskan, BTN juga akan tetap melakukan penambahan modal kepada BSN sekitar Rp 6 triliun. Sehingga, BTN akan mengalami penurunan Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal perseroan. Meski begitu, BTN telah menyiapkan langkah untuk menambal penurunan CAR tersebut melalui penerbitan obligasi.
“Pada saat yang sama kami juga lagi menerbitkan tier to capital berupa bonds, maupun berupa pinjaman, yang kita harapkan efektif sebelum akhir tahun 2025. Sehingga CAR-nya masih kita jaga di kisaran 17% hingga 18%,” jelasnya.
Nixon menambahkan, BTN akan tetap fokus pada sektor konstruksi dan perumahan. Selain itu, perseroan juga tengah mengembangkan bisnis di sektor lain seperti consumer banking. Hingga saat ini, BTN masih mempertahankan kinerja baiknya.
“Pertumbuhan DPK-nya masih bagus, double digit 13%-an lebih gitu ya. Kalau dikeluarkan dana pemerintah yang Rp 25 triliun juga masih cukup bagus, masih 9%-10%. Jadi saya rasa kinerja masih sangat baik. NPL akhir tahun kita harapkan bisa turun dari angka September,” ungkapnya.
“Dan kita melihat bahwa ex-Covid sudah berlalu, dan mudah-mudahan tahun depan kondisi kesehatan bank yang semakin baik, semakin baik lagi, hingga ini bisa mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi di tahun depan,” pungkasnya.






