Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap mayoritas produksi listrik masih disumbang oleh batu bara. Hingga akhir 2025, batu bara diproyeksikan menyumbang produksi listrik mencapai 235 terawatt hour (TWh) atau 66,54%.
Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Tri Winarno menyebut total produksi listrik keseluruhan hingga akhir 2025 mencapai 354 TWh. Sementara saat ini, produksi listrik baru mencapai 290 TWh. Batu bara diperkirakan masih menjadi penyumbang terbesar produksi listrik dalam negeri.
“Produksi keseluruhan menjadi 354 TWH pada akhir tahun 2025. Dari jumlah tersebut, batu bara diperkirakan mencapai 235 TWh atau 66,54%,” ungkap Tri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2025).
Kemudian di posisi kedua, produksi listrik disumbang oleh gas 59,01 TWh atau sekitar 15,69%. Sementara porsi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 44,79 TWh atau sekitar 12,67%. Terakhir, BBM dan BBN sekitar 14,52 TWh atau sekitar 4,10%. Tri menyebut, produksi listrik tahun ini diproyeksikan akan terus meningkat.
“Produksi listrik pada tahun 2025 diproyeksikan akan terus meningkat dibandingkan dengan tahun 2024 sejalan dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan elektrifikasi, serta peningkatan kebutuhan energi industri,” jelasnya.
Tri menambahkan, total produksi listrik hingga Oktober 2025 juga mayoritas masih disumbang oleh batu bara. Dari total produksi listrik sebesar 290 TWh, batu bara menyumbang sekitar 193,22 TWh atau sekitar 66,52%. Menurutnya, upaya menekan emisi harus kembali diperkuat.
“Apabila kita telusuri tren bulanan dari Januari hingga Oktober kontribusi batu bara relatif tetap mencerminkan peran besar base load yang selama ini menjadi penopang pasokan listrik nasional. Dominasi yang selama ini juga menjadi mengingat bagi kita bahwa upaya untuk menurunkan intensitas emisi harus terus diperkuat melalui percepatan co-firing biomassa,” ungkapnya.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.






