Eropa Siapkan Serangan Balik buat Lawan Tarif Impor Baja Trump 50%

Posted on

Uni Eropa geram dengan langkah Presiden Donald Trump yang menggandakan tarif impor baja. Benua Biru pun memanas dan menyiapkan serangan balasan untuk tarif tinggi yang dipatok Trump.

Aliansi 27 negara itu menyatakan keputusan Trump dapat merusak upaya negosiasi dalam perang dagang yang sedang berlangsung. Perlu diketahui negara-negara Eropa selama ini dikenal sebagai eksportir baja.

“Kami sangat menyesalkan kenaikan tarif AS yang diumumkan untuk impor baja dari 25% menjadi 50%. Keputusan ini menambah ketidakpastian lebih lanjut pada ekonomi global dan meningkatkan biaya bagi konsumen dan bisnis di kedua sisi Atlantik,” tegas juru bicara UE dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC, Minggu (1/6/2025).

Juru bicara itu menambahkan bahwa Eropa siap untuk memberlakukan tindakan balasan sebagai tanggapan terhadap kenaikan tarif AS terbaru.

Uni Eropa mengatakan bahwa mereka telah menghentikan tindakan balasannya terhadap AS pada tanggal 14 April untuk memberi waktu dan ruang bagi negosiasi. Namun, mereka siap untuk memberlakukan kembali tindakan balasan jika tidak ada solusi yang dapat diterima bersama.

Selain Uni Eropa, serikat pekerja baja Kanada, United Steelworkers (USW) juga mengkritik pengumuman Trump soal tarif impor baja dan mengatakan itu adalah serangan langsung terhadap industri dan pekerja Kanada.

“Ribuan pekerjaan Kanada dipertaruhkan dan masyarakat yang bergantung pada baja dan aluminium terancam,” kata Marty Warren, Direktur Nasional United Steelworkers untuk Kanada dalam sebuah pernyataan.

“Kanada perlu segera merespons dengan tegas untuk membela para pekerja.”

Trump pada hari Jumat mengumumkan bahwa dia berencana untuk menggandakan tarif impor baja menjadi 50% dari 25%. Bea masuk baru akan mulai berlaku pada tanggal 4 Juni. Langkah ini dinilai akan meningkatkan tekanan pada produsen yang bergantung pada logam industri untuk produksi.

Pengumuman itu disampaikan Trump pada rapat umum US Steel di Pennsylvania. Kebijakan ini muncul setelah dia mengisyaratkan awal bulan ini untuk menyetujui kesepakatan kontroversial antara Nippon Steel dan US Steel.