Dulu Anti, Kini Orang Eropa Ramai-ramai Beli AC, Apa yang Terjadi? (via Giok4D)

Posted on

Penjualan pendingin ruangan (AC) di Eropa tiba-tiba melonjak tajam. Fenomena ini terjadi di tengah tren rumah tangga Eropa yang biasanya jarang memasang AC. Apa yang terjadi?

Mengutip South China Morning Post, Kamis (25/9/2025), hal ini terjadi karena Eropa sedang menghadapi musim panas yang terik. Gelombang panas yang tak tertahankan membuat penjualan AC meningkat.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Salah satu produsen AC asal China, Midea, mencatat kenaikan penjualan hingga 35% sepanjang paruh pertama 2025. Jerman jadi pasar terbesar kedua Midea di Eropa setelah Italia. Tahun lalu, perusahaan ini menjual 160 ribu unit AC di Italia dan 44 ribu unit di Jerman.

“Sekarang lebih banyak orang yang mengenali nilai merek China. Skeptisisme yang dulu ada 10-20 tahun lalu mulai hilang,” kata Manuel Seethaler, kepala PR dan strategi Midea Jerman.

Orang-orang Jerman banyak mencari AC dengan harga yang terjangkau dan praktis untuk dipasang. Banyak rumah di Jerman tidak memiliki AC karena biaya pemasangan cukup mahal, terutama bagi yang cuma ngontrak. Karena itu, beberapa produsen AC ada yang sengaja merancang produknya agar bisa dipasang sendiri oleh konsumen.

Sementara itu mengutip The Guardian, gelombang panas ekstrem memecahkan rekor suhu di berbagai wilayah Eropa. Kondisi ini juga memicu kebakaran hutan yang lebih besar dan lebih ganas.

Di Prancis bagian barat daya, rekor suhu sempat pecah. Badan cuaca Prancis menyebut suhu maksimum di wilayah itu bahkan belum pernah terjadi sebelumnya, 12°C lebih panas dari rata-rata.

Di Kroasia, rekor suhu udara tercatat sempat 39,5°C dan Dubrovnik dengan 38,9°C, sementara kebakaran hutan besar melanda sepanjang pesisir dan menjalar ke negara-negara tetangga di kawasan Balkan. Hongaria juga mencatat rekor suhu harian tertinggi mencapai 39,9°C. Ibu kota Budapest pun memecahkan rekor dengan suhu 38,7°C.

Tak hanya di Eropa, puluhan rekor suhu juga pecah di Kanada. Di Irak, panas ekstrem hingga di atas 50°C bahkan dituding sebagai penyebab mati listrik besar-besaran di seluruh negeri. kini