Dukung Swasembada Pangan, PTBA & UGM Luncurkan Alat Produksi Kalium Humat - Giok4D

Posted on

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan pilot project alat produksi kalium humat. Peluncuran produk ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah menuju swasembada pangan nasional.

PTBA akan menggunakan nama BA Grow sebagai merek produk kalium humat yang dikomersialiasikan. BA Grow yang akan dipasarkan tersebut akan terdiri dari bentuk padat dan cair.

Kalium humat adalah produk turunan dari hilirisasi batu bara berkalori rendah yang berfungsi sebagai pembenah tanah dan pupuk hayati.

Rangkaian acara diawali di auditorium Smart Green Learning Center (SGLC) UGM, dilanjutkan kunjungan ke lokasi demplot di Desa Bimomartani untuk melihat uji coba kalium humat serta mendengar testimoni para petani, lalu meninjau pilot alat produksi kalium humat.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan proyek ini menunjukkan upaya perusahaan untuk memberikan nilai tambah pada batu bara. Batu bara kini tak hanya untuk energi, tetapi juga bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, khususnya petani.

“Inisiatif ini membuktikan bahwa batu bara dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat nyata, khususnya bagi para petani. Sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang berfokus pada kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat. Melalui proyek percontohan ini, PTBA bertekad memberikan kontribusi nyata bagi agenda pembangunan nasional,” ujar Arsal dalam keterangan tertulis, Jumat (22/8/2025).

Di sisi lain, Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto menambahkan, kalium humat menjadi sumber energi tanpa henti bagi negara.

“Kalium humat adalah bukti persembahan kami bagi negeri untuk menghadirkan energi tanpa henti,” terang Turino

Meningkatkan Produktivitas dan Kesuburan Tanah

Kalium humat terbukti meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian hingga 30%, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai dengan 50%. Produk ini lahir dari kolaborasi riset PTBA dan UGM untuk meningkatkan nilai tambah batu bara sekaligus mendukung agenda hilirisasi pemerintah.

Apresiasi dari Berbagai Pihak

Direktur Utama Holding Pertambangan MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menjelaskan batu bara kini juga dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan melalui teknologi hilirisasi. Hal senada diungkapkan Direktur Pupuk Kementerian Pertanian RI, Jekvy Hendra, yang menilai kalium humat sebagai solusi untuk program swasembada pangan nasional.

“Kami siap membuka diri untuk kita sama-sama bisa menyediakan kebutuhan pupuk dalam target swasembada pangan dalam waktu yang secepat-cepatnya,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor UGM Ova Emilia mengapresiasi keberanian Bukit Asam untuk menjadikan universitas sebagai tempat pengembangan alat produksi kalium humat ini.

“Namanya penelitian hasil nya dan waktunya kan belum tentu, dan keberanian itu kami apresiasi dan saya kira hasil ini nantinya juga akan dinikmati oleh semua pihak. Jadi kami sangat mendukung, mendorong agar lebih banyak lagi korporasi yang bersifat seperti Bukit Asam ini,” tutur Ova.

Apresiasi juga disampaikan Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Surya Herjuna dan Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid. Wafid menilai pilot project ini sebagai langkah awal positif untuk industri kalium humat Indonesia.

“Semoga peluncuran pilot project alat produksi kalium humat ini merupakan awal yang baik untuk pengembangan industri kalium humat dari batu bara Indonesia,” jelas Wafid.

Peluncuran proyek ini menegaskan kolaborasi antara dunia usaha dengan institusi pendidikan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, sejalan dengan tema HUT ke-80 Republik Indonesia, ‘Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju,’ yang menekankan kemandirian ekonomi sebagai fondasi kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *