DPR Kritik Merger Garuda dengan Pelita, Danantara: Warning buat Kita | Info Giok4D

Posted on

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) merespons kritik Komisi VI DPR RI tentang rencana merger PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Pelita Air Service, anak usaha PT Pertamina (Persero). Langkah ini dikhawatirkan akan membuat kinerja Pelita Air menjadi menurun.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menerima masukan yang disampaikan oleh Komisi VI DPR RI. Menurutnya, kritikan tersebut merupakan bentuk kepedulian para anggota DPR RI atas kinerja BUMN ke depannya, khususnya Pelita Air.

“Mereka tidak ingin nanti justru akan membuat Pelita-nya jadi jelek. Ini suatu warning buat kita. Jadi jangan selalu dilihat penolakan. ‘Ingat-ingat, Jangan sampai nanti malah merger ini membawa Pelita-nya juga jadi jelek.’ Sebetulnya itu yang disampaikan oleh Komisi VI,” kata Dony, ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Dony juga menilai, kritik tersebut bukanlah bentuk penolakan dari para anggota DPR melainkan masukan. Masukan tersebut akan menjadi catatan penting bagi Danantara dalam melaksanakan proses merger kedua perusahaan penerbangan itu.

“Saya rasa bukan penolakan, tetapi kita menghargai. Seperti saya sampaikan bahwa tentu pasti mereka sayang sama airlines-airlines kita,” ujar Dony.

“Ini menjadi catatan bagi kami supaya dalam proses ini nanti tidak kemudian membuat Pelita-nya menjadi jelek, tapi justru kita harapkan jadi lebih bagus,” sambungnya.

Sebelumnya, rencana merger antara Garuda Indonesia dengan Pelita sempat menuai kritik dari Komisi VI DPR RI, salah satunya Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam yang khawatir merger dengan Garuda akan berdampak buruk pada kinerja Pelita Air.

Mufti menyebut kinerja Pelita Air tergolong bagus dan menjadi kebanggaan. Reputasi ini dikhawatirkan menjadi rusak setelah Pelita Air digabungkan dengan Garuda Indonesia.

“Soal Pelita Air yang mau digabung Garuda saya sangat tidak setuju atas hal ini. Kami jujur ketika terdesak tidak percaya Garuda, naik Pelita Air. Tepat waktu juga luar biasa dan baik bersih pelayanan oke. Maka saya tidak mau Garuda membajak Pelita Air yang sudah bagus jadi maskapai kebanggaan kita kemudian akhirnya rusak karena kena virus budaya kerja di Garuda Indonesia yang amburadul,” tegas Mufti dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).

Terlebih, sebut Mufti, berdasarkan portofolio yang dibacanya, Pelita Air sudah tidak membebani Pertamina. Ia kembali menekankan ketidaksetujuannya terhadap rencana tersebut.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Gerindra, Kawendra Lukistian memberikan catatan terhadap rencana merger Garuda Indonesia dan Pelita Air. Ia ingin Garuda Indonesia meyakinkan parlemen bahwa merger ini tidak akan berdampak buruk ke Pelita Air.

“Kalau saya tidak ingin membahas setuju atau tidak, tapi apa pun arahan Presiden kami dukung sepenuhnya. Walaupun nantinya Pelita Air masuk ke Garuda, tolong berikan keyakinan kami tidak akan terpengaruh dengan budaya yang kurang oke selama ini. Bahwa Garuda bertransformasi menjadi lebih baik,” tutur Kawendra.