Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan harga rata-rata beras di pasaran saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan harga, namun masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Hal ini diungkapkannya saat dimintai penjelasan oleh Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto terkait kondisi harga pangan dalam satu bulan terakhir yang alami kenaikan harga. Terutama harga beras yang masih di atas HET.
“Betul yang disampaikan Bu Ketua bahwa harga di atas HET,” kata Amran.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Ia menyampaikan harga beras memang masih di atas HET, namun menunjukkan tren menurun.
“Harga beras premium tadi seperti disampaikan Pak Mentan di atas HET tetapi juga terjadi penurunan harga medium di semua zona di atas HET namun memang ada penurunan sebesar 134 rupiah per kilogram, HET medium hari ini Rp 12.500,” terang Arief.
Amran mengatakan bahwa produksi beras hingga September akan ada 28,24 juta ton. Sementara konsumsi masyarakat Indonesia menurut perhitungannya sebesar 14,86 juta ton, sehingga Indonesia tidak akan kekurangan stok beras hingga akhir tahun.
“Produksi yang saat ini sampai dengan September itu sesuai BPS, naik 12% dengan total 28,24 juta ton. Kalau kita hitung dengan konsumsi kita itu ada 14,86 juta ton. Itu di sisi produksi,” katanya.
Adapun untuk menurunkan harga beras, Amran mengatakan pihaknya bersama Bapanas, Perum Bulog terus mempercepat operasi pasar melalui penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar 1,3 juta ton hingga akhir tahun.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Langkah-langkah yang kami lakukan bersama Bulog dan Bapanas, kita operasi pasar. Operasi pasar sekarang sudah mencapai kurang lebih hariannya 6.000 ton per hari.Sekarang sudah terjadi penurunan harga, dan insyaAllah ke depan stok kita siapkan ini tertinggi, SPHP operasi pasar 1,3 juta ton, yang sebelumnya tidak pernah terjadi,” terang Amran.
Tonton juga video “Mentan Geram Beras Dioplos: Rugikan APBN!” di sini: