Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merespons usulan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Pandjaitan soal hilirisasi kemenyan. Kemenperin menyambut positif usulan itu, selama bahan baku dan permintaan terhadap produknya ada.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief mengatakan, permintaan untuk komoditas kemenyan datang dari dalam dan luar negeri. Untuk pasar luar negeri, India dan China menjadi negara yang mencari produk tersebut.
“Kemenperin akan dukung hilirisasi kemenyan sepanjang memang komoditasnya ada, bahan bakunya ada di Indonesia, dan kemudian demand-nya ada. Kita tahu bahwa demand itu ada di dalam negeri dan ada di luar negeri terutama di India dan China,” katanya dalam konferensi pers Rilis IKI di Kemenperin, Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Sementara itu, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria menyebut pengembangan potensi komoditas kemenyan berkaitan dengan pengembangan atsiri.
Dari 97 tumbuhan atsiri yang ada di dunia, 40 di antaranya ada di Indonesia dan 25 jenis sudah dihilirisasi. Meskipun, Merriyanti Menyebut peta jalan untuk hilirisasi kemenyan saat ini belum ada.
“Secara khusus untuk roadmap pengembangan kemenyan Itu tidak ada, belum ada. Namun secara garis besar tentang pengembangan atsiri Ini sedang kami susun di Dirjen Industri Agro,” imbuh Merrijantij.
Sebelumnya dalam unggahan di akun Instagramnya, Luhut menyebut hilirisasi kemenyan perlu perhatian pemerintah selain hilirisasi nikel dan timah. Kemenyan dari Indonesia disebutnya berhasil masuk ke pasar Asia hingga Eropa.
“Ekspor kemenyan kita pada 2024 mencapai 43 ribu ton dengan nilai lebih dari US$ 52 juta. Sekitar 30% masyarakat di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan bergantung hidup dari komoditas ini,” tulis Luhut di Instagram @luhut.pandjaitan.