Industri hasil tembakau (IHT) terus menjadi penopang ekonomi di berbagai daerah. Sektor ini berperan besar dalam menjaga aktivitas produksi, menyerap tenaga kerja, dan menggerakkan ekonomi masyarakat di Indonesia.
Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menilai industri tembakau memiliki kontribusi signifikan bagi ekonomi nasional dan menjadi bagian penting dari sejarah ekonomi Indonesia. Ia menilai sektor ini menjadi salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.
“Sigaret kretek tangan ini memberikan kontribusi yang sangat tinggi terhadap penyerapan tenaga kerja,” ujar Misbakhun dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (22/10).
Menurutnya, Ribuan pekerja linting menggantungkan penghidupan pada industri ini. Perputaran ekonominya turut menghidupi sektor pendukung seperti pedagang bahan baku dan jasa transportasi.
Misbakhun menyoroti perlunya kebijakan fiskal yang adil agar industri hasil tembakau tetap kompetitif. Ia menilai kebijakan pajak dan pembatasan biaya operasional yang terlalu ketat dapat menghambat daya saing industri tembakau.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Tauhid menambahkan, sektor tembakau menjadi tulang punggung ekonomi daerah, terutama bagi pekerja dan petani.
“Saya bisa pastikan jumlahnya bukan lagi 10-20, ribuan. Memang secara masif, dalam artian berantai. Sejak 2009 berjalan terus, banyak pekerja di industri tembakau yang bertumbang tapi juga tumbuh di sisi lain,” kata Ahmad.
Data INDEF mencatat lebih dari 171 ribu orang bekerja di sektor pelintingan tembakau. Di daerah penghasil seperti Malang, Kudus, dan Pamekasan, aktivitas pabrik dan gudang tetap stabil, dengan ekosistem ekonomi lokal yang melibatkan berbagai pelaku usaha kecil.
“Kalau data kami hasil survei 2024, tenaga kerja linting lebih dari 171.000 orang. Mereka sudah menciptakan satu ekosistem tersendiri yang sangat penting bagi daerah-daerah penghasil rokok,” ujar Direktur INDEF Ahmad Tauhid.
Sekjen Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) K. Mudi mengapresiasi langkah pemerintah untuk tidak menaikkan cukai hasil tembakau yang dinilai mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan petani, buruh, dan industri.
“APTI memandang bahwa langkah yang dilakukan oleh Kemenkeu adalah langkah yang sangat bijak dan sangat berani,” pungkasnya.
Sektor tembakau menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi nasional tidak hanya ditopang oleh kebijakan makro, tetapi juga oleh industri riil yang menggerakkan ekonomi rakyat dan menjaga stabilitas kehidupan di daerah.
Tonton juga video “Tantangan dan Peluang Industri Tembakau dalam Kebijakan Baru”
