Minyak sawit menjadi bahan yang nyaris tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, ditemukan di es krim, mi instan, lipstik, hingga deterjen. Keberadaannya disukai industri karena stabil terhadap panas, aman digunakan, serta memiliki komposisi alami yang membuatnya cocok untuk berbagai jenis produk.
Minyak sawit kini menjadi komponen penting bagi berbagai sektor industri. Dengan kontribusi sekitar 40% terhadap konsumsi minyak nabati dunia, efisiensi dan kestabilannya membuat minyak ini menjadi pilihan utama produsen di lebih dari 150 negara.
“Minyak sawit adalah minyak nabati yang paling serbaguna dan aman, sehingga menjadi salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi di pasaran,” kata Profesor Tan Chin Ping, dikutip dari SCMP, Rabu (10/12/2025).
Tan Chin Ping merupakan seorang ilmuwan pangan yang telah menghabiskan lebih dari dua dekade mempelajari kualitas, keamanan, dan pengolahan minyak sawit di Malaysia, salah satu produsen minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia.
Konsumsi minyak sawit telah melonjak selama empat dekade terakhir. Pada tahun 1980, permintaan global sekitar 5 juta ton per tahun. Pada tahun 2020, angka tersebut telah meningkat lebih dari 15 kali lipat menjadi lebih dari 79 juta ton per tahun.
Tan mencatat, minyak sawit menyumbang sekitar 40% dari konsumsi minyak nabati dunia, dengan Malaysia mengekspornya ke hampir 160 negara. Minyak sawit ditemukan dalam beragam produk mulai dari margarin, krim susu, dan makanan panggang, hingga kosmetik, deterjen, dan biofuel.
Lebih Aman dan Stabil
Salah satu alasan minyak sawit menjadi begitu umum adalah stabilitasnya terhadap panas. Penelitian Tan berfokus pada bagaimana minyak sawit bekerja dalam pemasakan suhu tinggi, seperti yang digunakan untuk mi instan, keripik kentang, dan makanan panggang.
“Pada suhu setinggi itu, banyak minyak nabati akan menghasilkan produk sampingan yang berbahaya atau tidak stabil,” jelas Tan.
“Anda pada akhirnya akan kehilangan beberapa nutrisi penting. Namun, minyak sawit relatif sangat stabil, dan hal itu memberinya peluang untuk diaplikasikan secara luas dalam semua jenis perlakuan panas tinggi, seperti menggoreng atau memanggang,” sambungnya.
Stabilitas panas tinggi ini tidak hanya menjaga kualitas minyak, tetapi juga membantu memperpanjang umur simpan makanan yang digoreng, menjadikan minyak sawit pilihan yang disukai dalam produksi pangan skala besar.
Bahan Alami yang Mudah Diolah
Minyak sawit menjadi salah satu pilihan populer berkat karakter fisiknya yang khas. Berbeda dengan banyak minyak nabati lain yang cenderung tetap cair pada suhu ruang, sehingga kurang ideal untuk produk pangan yang membutuhkan lemak padat, minyak sawit justru berbeda.
“Keserbagunaan minyak sawit terutama disebabkan oleh komposisinya,” ujar Tan.
“Minyak sawit memiliki fraksi cair dan padat pada suhu ruangan, sementara jenis minyak nabati lainnya tidak memiliki sifat ini,” sambungnya.
Keunikan struktur alami ini membuat minyak sawit dapat digunakan dalam berbagai produk seperti sosis, es krim, dan aneka makanan panggang tanpa perlu melalui proses hidrogenasi parsial. Proses kimia itu umumnya dipakai untuk mengeraskan minyak nabati lain, namun dapat menghasilkan lemak trans yang membahayakan kesehatan.
Efisien dan Berkelanjutan
Di tengah meningkatnya permintaan global terhadap minyak nabati, metode produksi minyak sawit semakin menjadi perhatian. Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) diperkirakan permintaan global terhadap minyak nabati akan tumbuh sekitar 3% per tahun.
Meski begitu, Tan menekankan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu tanaman paling efisien dalam penggunaan lahan. Tanaman ini menghasilkan hingga 40% dari total minyak nabati dunia, tetapi hanya memerlukan sekitar 10% dari keseluruhan lahan yang digunakan untuk komoditas sejenis.
“Industri minyak sawit Malaysia telah memproduksi minyak sawit berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan populasi dunia yang terus meningkat,” ujar Tan.
“Dan ketika kita berbicara tentang keberlanjutan, kita tidak hanya berbicara tentang lingkungan, tetapi juga melihat kelangsungan ekonomi dan sosial jangka panjang bagi masyarakat,” sambungnya.
Skema sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia (MSPO) menetapkan standar lingkungan dan sosial yang ketat yang mewajibkan produsen untuk melindungi hutan, mendukung ketenagakerjaan yang adil, dan menggunakan lahan secara bertanggung jawab.
Meskipun minyak sawit telah digunakan secara luas dalam makanan, perawatan pribadi, dan bahkan biofuel, para peneliti seperti Tan percaya bahwa potensi penuhnya belum terungkap.
“Kita masih bisa terus mengeksplorasi bahan-bahan baru yang berasal dari minyak sawit. Kita masih bisa melakukan banyak modifikasi, mengoptimalkan prosesnya. Itulah mengapa minyak ini sangat luar biasa untuk diolah,” kata Tan.






