Dapur MBG di Jakarta Sedikit karena Tanah Mahal, Begini Solusi BGN | Info Giok4D

Posted on

Badan Gizi Nasional (BGN) buka suara merespons jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta sedikit dibanding daerah lain. Pemicunya adalah harga tanah yang mahal.

Salah satu contoh kawasan Cengkareng belum memiliki SPPG. Selain karena harga tanah, tarif sewa lahan di Jakarta yang tinggi turut mempengaruhi jumlah SPPG di Ibu Kota.

“Kalau toh nanti pada saatnya ternyata di Jakarta ini, kalau saya lihat malah nggak banyak, terutama misalnya di wilayah Cengkareng itu belum ada. Karena persoalan kan biasanya persoalan tanah yang mahal, sewa pun mahal ya kan,” ujar Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Nanik Sudaryati Deyang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/11/2025).

Meski begitu, BGN tetap akan mengupayakan sebaran SPPG merata di Jakarta. Selain itu, BGN juga akan menerapkan skema yang sama seperti di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).

“Kita perhitungkan kayak di wilayah 3T nanti disewa. Jadi mungkin ada investor yang membangun kemudian disewa oleh BGN,” jelasnya.

Nanik menambahkan, program MBG harus menyentuh seluruh anak Indonesia. Karenanya, BGN akan mengupayakan sebaran SPPG merata.

“Intinya nggak ada satu anak pun yang tidak bisa menerima MBG kan. Jadi pasti kita cari jalan lah supaya tetap ada dapur itu,” pungkasnya.

Simak juga Video BGN Sebut Program MBG Butuh Tambahan Anggaran hingga Akhir Tahun

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.