Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) atau peternak telur ayam sepakat menjual telur ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rp 27.500/kg. Namun syaratnya, SPPG harus membeli langsung dari peternak yang tergabung dalam koperasi.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso usai melakukan rapat koordinasi dengan seluruh peternak Indonesia dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta.
“Tetapi kami dari peternak ini sudah sepakat bahwa kami tidak mengambil nilai yang tertinggi untuk Rp 30.000/kg, karena sangat memberatkan. Supaya program MBG ini bisa berjalan lancar, kami hanya membanderol dengan angka Rp 27.500/kg. Nah, ini kami harapkan, kami harapkan SPPG membeli langsung kepada kami para peternak yang ada di dalam kooperasi-kooperasi,” kata dia dalam konferensi pers di Kementan, Jakarta Selatan, Rabu (19/1/2025).
Yudianto mengatakan harga itu hanya untuk di kawasan Jawa. Sementara wilayah lainnya akan berbeda-beda menyesuaikan biaya distribusinya.
“Tentunya ini kita bicara daerah Jawa, karena kalau untuk seperti di Papua, di Kalimantan, ini ada nilai (berbeda) yang dikarenakan dari (biaya) distribusi,” jelasnya.
Dia menyebut, sebenarnya saat ini harga telur di peternak berada pada level Rp 24.000-26.500/kg. Pihaknya mengaku bingung mengapa harga di konsumen cukup tinggi, padahal masih ada keuntungan yang bisa didapat pedagang jika menjual di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) Rp 30.000/kg.
“Maka disini kita clear-kan sekali bahwa kami di tingkat peternak ini saat ini menjual telur saat ini ya, saat ini itu masih rata-rata di bawah Rp 26.000. Nah ini kan siapa yang bermain gitu. Jadi kita sebetulnya masih cukup, masih ada di bawah koridor harga acuan penjualan peternak Rp 24.000-26.500/kg,” jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan MBG, peternak juga sepakat meningkatkan produksi sebesar 700.000 ton per tahun. Angka tersebut merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk MBG. Sementara produksi telur nasional disebut telah mencapai 6,5 juta ton. dapur
