Pemerintah punya target besar untuk membangun pembangkit listrik 70 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan, dengan fokus utama pada Energi Baru Terbarukan (EBT). Untuk merealisasikannya, dibutuhkan investasi hingga Rp 1.500 triliun.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Hal ini tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) periode 2025-2034. RUPTL PLN sendiri merupakan dokumen perencanaan strategis untuk mengembangkan dan menyediakan tenaga listrik di Indonesia.
Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara, Bhimo Aryanto mengatakan, sesuai RUPTL dalam 10 tahun ke depan, Indonesia harus membangun 70 GW pembangkit listrik baru yang 76% di antaranya EBT.
“Secara capex (belanja modal) kalau kita bayangkan, itu akan ada lebih dari Rp 1.500 triliun mungkin,” kata Bhimo dalam acara Public & Business Leader Forum di Hotel Sari Pacific Jakarta, Autograph Collection, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025).
Menurutnya, investasi tersebut tidak mungkin terpenuhi hanya dari dalam negeri. Dibutuhkan investasi dalam jumlah besar untuk membantu merealisasikannya.
“Secara liquidity juga tidak akan memungkinkan kalau kita semuanya bersumber dari dalam. Artinya apa? Sudah jelas, secara potensi ekonomi sudah ada di depan mata kita. Pertanyaannya apakah ini akan kita kerjakan sendiri? Which is nggak mungkin,” ujarnya.
Oleh sebab itu, saat ini Danantara aktif menwarkan ke investor-investor luar negeri untuk masuk ke proyek EBT di Indonesia. Diskusi dan pertemuan dengan komunitas investasi global juga rutin dilakukan.
Investasi ini menjadi langkah penting dalam rangka membantu menggerakkan ekonomi nasional, sekaligus juga membantuIndonesia keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah.
“Sehingga tadi ujungnya, objektif strategic national objektif yang 8% pertumbuhan ekonomi menuju ke mencegah middle income trap bisa kita lakukan bersama-sama dengan seluruh pilar yang ada,” kata dia.
Sebagai informasi, PLN memiliki target untuk menambah kapasitas pembangkit atau sumber listrik EBT 52,9 GW dalam 10 tahun. Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, mengatakan dalam RUPTL ditargetkan kapasitas pembangkit listrik bertambah 69,5 GW hingga 2034. Dari jumlah tersebut, sebesar 76% atau 52,9 GW bersumber dari pembangkit EBT.
“PLN sangat antusias dalam hal mengembangkan ekonomi hijau. Ini sesuatu hal yang akan kita kembangkan menjadi yang sangat inovatif ke depan. Di mana dalam RUPTL 2025-2034, PLN akan membangun 69 GW (kapasitas pembangkit) dan 75% akan dibangun dari energi hijau,” kata Adi, dalam acara detikcom Awards di The Westin Jakarta, Selasa (25/11/2025).
