Sembilan perusahaan farmasi kelas kakap sepakat memangkas harga obat-obatan bagi program Medicaid milik Pemerintah Amerika Serikat, serta untuk pasien yang membayar tunai.
Langkah ini menjadi upaya terbaru Presiden Donald Trump menyelaraskan harga obat di AS dengan harga di negara-negara maju lainnya. Selain itu, menurut Trump selama ini AS memberi subsidi obat untuk seluruh dunia.
“Kita selama ini seperti mensubsidi seluruh dunia. Itu tidak akan kita lakukan lagi,” kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dikutip dari Reuters, Sabtu (20/12/2025).
Sembilan raksasa farmasi yang terlibat dan menandatangani perjanjian dengan Pemerintah AS adalah:
(1) Bristol Myers Squibb
(2) Gilead Sciences
(3) Merck
(4) Unit Genentech milik Roche
(5) Novartis
(6) Amgen
(7) Boehringer Ingelheim
(8) Sanofi
(9) GSK
Saat ini pasien di AS membayar harga obat resep paling mahal dibandingkan negara maju lain, bahkan sering kali hampir tiga kali lipat lebih tinggi.
Selama ini, Trump terus menekan perusahaan farmasi agar menurunkan harga obat ke tingkat yang setara dengan yang dibayar pasien di negara lain.
Meski demikian, saham sebagian besar perusahaan farmasi justru menguat sekitar 1% hingga 3% setelah pengumuman tersebut. Investor menilai kesepakatan ini menghilangkan ancaman tarif dari Trump selama tiga tahun ke depan.
“Kesepakatan ini menegaskan bahwa para pemimpin industri farmasi memanfaatkan momentum untuk bekerja sama dengan pemerintahan saat ini, sekaligus meminimalkan perubahan besar terhadap ekonomi perusahaan,” kata analis Bernstein Courtney Breen.
Dalam kesepakatan ini, masing-masing perusahaan farmasi akan menurunkan harga sebagian besar obat yang dijual ke program Medicaid untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Pejabat senior pemerintah AS menjanjikan penghematan besar untuk obat-obatan yang banyak digunakan, meski para analis mencatat bahwa Medicaid yang hanya menyumbang sekitar 10% dari total belanja obat di AS, yang selama ini memang sudah menikmati diskon harga yang sangat besar. daftar
