China-Jepang Memanas, Travel Warning Meluas, Pengusaha Waswas

Posted on

Ketegangan diplomatik memanas antara China dan Jepang. Hal ini dinilai dapat memicu kekhawatiran tentang ketegangan lebih lanjut dalam hubungan ekonomi kedua negara.

Hubungan antara kedua negara tersebut memburuk baru-baru ini setelah Perdana Menteri Jeoang Sanae Takaichi secara terbuka mengaitkan krisis Selat Taiwan dengan kemungkinan pengerahan pasukan Jepang. China tak terima pernyataan Sanae yang seakan-akan menebar ancaman konflik bersenjata.

Upaya awal untuk meredakan ketegangan antara China dan Jepang tampaknya gagal. Melansir Business Mirror, Jumat (21/11/2025), Direktur Jenderal Departemen Urusan Asia Kementerian Luar Negeri China, Lu Jinsong menyatakan dirinya tidak puas dengan hasil pertemuan dengan diplomat Jepang Masaaki Kanai pada hari Selasa lalu

Berdasarkan analisis Bloomberg, perselisihan yang terus berlanjut antara kedua belah pihak dikhawatirkan memunculkan masalah perekonomian antara dua negara.

Pusat pemerintahan China, Beijing, telah memperingatkan warga negaranya agar tidak bepergian ke Jepang. Langkah ini menyebabkan para agen perjalanan di dua negara tersebut membatalkan rencana wisata yang sudah dipesan.

Peringatan perjalanan tersebut memicu aksi jual tajam pada saham-saham pariwisata dan ritel terbesar di Jepang. Perusahaan pelat merah China telah mengeluarkan imbauan agar karyawannya menghindari perjalanan ke Jepang.

Ada kekhawatiran bahwa China dapat menggunakan perdagangan sebagai senjata perang seperti yang telah dilakukannya di masa lalu selama perselisihan dengan Jepang, Australia, Korea Selatan, dan negara-negara lain.

Ketika Beijing dan Tokyo berselisih mengenai sengketa wilayah lebih dari satu dekade lalu, China untuk sementara memblokir pasokan logam tanah jarang.

Industri Jepang khawatir hal semacam ini dapat terjadi lagi. Ketua Dewan Perdagangan Luar Negeri Tatsuo Yasunaga mewanti-wanti agar konflik yang terjadi jangan sampai menyebabkan pasokan bahan baku dari China terhambat.

“Kita tidak dapat mengabaikan kemungkinan bahwa masalah ini dapat menyebabkan ketidakamanan pasokan baru untuk logam tanah jarang. Sebagai entitas bisnis, kami akan meminta tindakan yang tepat,” kaga Yasunaga. travel