Brand fesyen ternama asal Inggris, Burberry, mengumumkan akan memangkas sekitar 1.700 karyawannya secara global secara bertahap selama dua tahun ke depan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengurangan biaya operasional.
Melansir Daily Star UK, Rabu (14/5/2025), perusahaan fesyen ternama Inggris itu sedang dilanda kerugian operasional sebesar 3 juta pound sterling atau setara Rp 66,21 miliar (kurs Rp 22.073/pounds) pada kuartal pertama 2025 ini.
Jumlah tersebut tercatat turun drastis jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di mana perusahaan masih mencatatkan laba sebesar 418 juta pound sterling atau Rp 9,22 triliun.
“Meskipun kami beroperasi dengan tengah kondisi ekonomi makro yang sulit dan masih dalam tahap awal pemulihan, saya optimis dari sebelumnya bahwa hari-hari terbaik Burberry akan segera kembali dan kami akan memberikan pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan dari waktu ke waktu,” kata Kepala eksekutif Joshua Schulman.
Dalam kesempatan yang sama, Schulman mengatakan saat ini perusahaan berencana untuk segera menerapkan rencana strategis bertajuk ‘Burberry Forward’ guna menaikkan kembali pamor brand pakaian mewah itu, meningkatkan kinerja perusahaan, hingga mendorong penciptaan nilai jangka panjang alias berkelanjutan.
“Dengan peningkatan sentimen merek, kami akan meningkatkan frekuensi dan jangkauan promosi kami saat koleksi Musim Gugur dan Musim Dingin kami tiba di toko,” terangnya lagi.
Untuk diketahui, rencana PHK massal ini bukanlah yang pertama dilakukan brand fesyen asal Inggris tersebut. Sebelumnya perusahaan juga pernah mengumumkan pemangkasan karyawan pada 2025 lalu.
Kala itu perusahaan memangkas sekitar 400 karyawan setelah Burberry kehilangan sekitar sepertiga atau lebih dari 30% nilai pasar sahamnya dalam empat bulan pertama tahun 2024.
Simak juga Video: Demi Fokus ke Pusat Data dan AI, Google PHK 200 Karyawannya