PT Hutama Karya (Persero) berencana membangun 120 unit hunian sementara (huntara) untuk mendorong pemulihan pascabencana di Aceh Tamiang. Langkah ini sejalan dengan arahan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turut membantu korban bencana Aceh dan Sumatera.
Rencananya, BUMN konstruksi akan membangun huntara sebanyak 600 unit. Hutama Karya sendiri mendapat porsi pembangunan unit huntara di lahan seluas 52.581 m². Lokasi huntara yang dibangun Hutama Karya terletak di Jalan Banda Aceh-Medan, Kebun Tj. Seumantoh, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang.
Hutama Karya sendiri telah meninjau lapangan yang menunjukkan perlunya pembersihan lumpur, perataan lahan, dan penyediaan akses ke area yang masih terdampak bencana. Nantinya, huntara akan dibangun dengan metode rangka baja ringan yang ringkas dan tahan lama.
Kemudian dinding menggunakan material seperti papan semen, multiplek sebagai lantai, serta atap zincalume memastikan hunian kokoh, aman, dan siap huni dalam waktu singkat. Setiap unit memiliki luas sekitar 12-30 m², dilengkapi dapur umum, area cuci, mushola, dan sanitasi lengkap.
“Pada fase awal pemulihan, kami kejar jalur penghubung warga berfungsi kembali melalui BUMN Peduli. Hutama Karya hadir di lokasi bersama BUMN infrastruktur lain, terkoordinasi dengan otoritas setempat dan standar keselamatan ketat,” ungkap Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/12/2025).
Selain itu, Hutama Karya juga turut menerjunkan sejumlah alat berat untuk membenahi sejumlah ruas jalan yang tertutup lumpur, kayu hanyutan, dan sedimen. Dukungan tersebut mencakup pengerahan 4 unit excavator, didukung 1 unit excavator PC75, 2 unit dump truck, dan satu unit tangki solar.
Hutama Karya menyediakan Jembatan Bailey, dengan 1 unit bentang 43 meter dan 2 unit bentang 48 meter. Dukungan tambahan disiapkan berupa 7 unit excavator PC-200, satu unit crane 80 ton, dukungan operator excavator, dan pasokan solar.
“Setelah konektivitas pulih, dukungan lanjut ke amanah pembangunan huntara untuk tempat tinggal sementara layak,” tutup Mardiansyah.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.






