Lembaga-lembaga dunia seperti IMF, World Bank, ECB, OECD memperkirakan ekonomi global pada tahun 2026 akan menghadapi tantangan cukup besar. Ada empat indikasinya, yaitu perdagangan dunia yang melemah, rantai pasok yang direstrukturisasi demi keamanan, utang publik di banyak negara berada pada titik tertinggi, dan perlombaan teknologi bergerak lebih cepat daripada kemampuan regulasi yang terseok-seok mengikutinya.
Meski begitu, Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Kadin Indonesia Bidang Luar Negeri yang juga CEO Lippo Group James Riady menyebut Indonesia punya modal kuat untuk menghadapi kondisi perekonomian dan geopolitik dunia yang semakin tidak menentu tahun depan.

Hal ini diungkapkannya dalam acara KADIN Friday Breakfast, Pertemuan Penutup Tahun di Hotel Aryadutta, Jakarta, Jumat (12/12/20225).
“Kita harus realistis, namun tetap optimistis memasuki tahun 2026. Kita harus jujur, 2026 tidak akan menjadi tahun yang mudah bagi ekonomi global. Akan ada badai dan sebagian sudah terlihat, sebagian masih muncul di balik horizon. Namun, Indonesia tidak memasuki tahun itu dengan tangan kosong. Indonesia memasuki tahun 2026 dengan modal yang cukup,” ungkap James dalam keterangan tertulis, Jumat (12/12/2025).
Menurut James, Indonesia punya pengusaha yang tetap membangun, perusahaan yang terus berinvestasi, inovator yang terus mencipta, dan para pemimpin yang tidak mudah patah oleh berita-berita buruk.
Kemudian, ia menyebutkan ada lima modal yang dimiliki Indonesia, pertama transisi politik yang berjalan stabil. Dunia luar melihat politik di Indonesia menunjukkan kesinambungan, kejelasan, dan prediktabilitas, sesuatu yang semakin langka hari ini.
“Kedua, fundamental makro kita tetap solid. Di mana inflasi terkendali, disiplin fiskal terjaga, konsumsi domestik kuat, komposisi demografi yang didominasi usia produktif, dan nilai tukar relatif tangguh dibanding banyak emerging market lainnya,” ujarnya.
Ketiga, Indonesia sedang menjalani dekade infrastruktur terbesar dalam sejarah Indonesia baik dalam pembangunan pelabuhan, jalan, kawasan industri, energi, logistik, ibu kota baru. Semuanya meningkatkan daya saing negara secara nyata.
Keempat, fokus Presiden pada ketahanan pangan, hilirisasi, kesehatan, pertahanan, dan pembangunan ratusan ribu jembatan menurut James memberikan arah nasional yang jelas.
“Kelima, Indonesia memiliki kombinasi langka, yakni stabilitas politik, kekuatan demografi, sumber daya alam, percepatan digital, dan basis manufaktur yang terus tumbuh. Dalam dunia yang terfragmentasi, Indonesia justru semakin menarik,” katanya.
James menambahkan, program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah mulai menunjukkan dampak positif. Kadin sebagai mitra pemerintah mendukung penuh program pemerintah yang dapat memberikan alasan kuat untuk optimis.
Mekipun dunia penuh ketidakpastian, Indonesia memiliki pengusaha yang tetap membangun, perusahaan yang terus berinvestasi, inovator yang terus mencipta, dan para pemimpin yang tidak mudah patah oleh berita-berita buruk.
“Jika 2025 adalah tahun penyesuaian dan transisi, maka 2026 bisa menjadi tahun antisipasi dan tahun keberanian,” pungkas James.





