PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) buka suara soal rencana merger atau penggabungan usaha dengan maskapai milik PT Pertamina (Persero), yakni PT Pelita Air Service. Diketahui, merger ini masuk rencana Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam program streamlining dan konsolidasi BUMN.
Wakil Direktur Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro menyebut rencana merger masih dalam pembahasan pemegang saham Seri A perseroan, yakni Danantara. Kajian merger juga dilakukan bersama Pertamina sebagai induk usaha Pelita Air.
“Ya, itu adalah satu yang kita masih dalam tahap pembicaraan dengan pemegang sahamnya, yaitu Danantara, dan juga dengan Pertamina,” ungkap Thomas dalam acara Public Expose secara virtual, Kamis (27/11/2025).
Thomas tak menjelaskan skema merger lebih lanjut. Pasalnya, masih terdapat banyak opsi dalam skema aksi korporasi tersebut.
“Sekarang ini kita sedang menjalankan kajian dan melihat beberapa opsi untuk hal tersebut. Jadi, saya belum bisa jawab secara detail, tapi itu sedang kita lakukan sekarang,” pungkasnya.
Sebelumnya, isu konsolidasi maskapai pelat merah ini dikonfirmasi oleh Wamildan Tsani, yang saat itu masih menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia. Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ia menyebut isu merger masih dalam tahap awal penjajakan.
“Terkait dengan wacana konsolidasi BUMN sektor penerbangan hingga saat ini masih berada di tahap awal penjajakan, dan terkait hal tersebut Perseroan masih terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait,” kata Wamildan dalam keterbukaan informasi dikutip, Selasa (16/9/2025).
Belum lama ini, Pj Corporate Secretary Pelita Air, Patria Rhamadonna, juga sempat menjawab nasib merger dengan Garuda. Pelita Air mengaku akan mengikuti keputusan Danantara terkait penggabungan tersebut.
Menurutnya, langkah Danantara menggabungkan Pelita Air dengan Garuda Indonesia untuk kepentingan bangsa dan negara. Patria mengatakan saat ini rencana tersebut masih dalam pembahasan di Danantara.
“Kami sih mengikuti arahan dari pemegang saham lah ya. Apapun itu kami percaya bahwa keputusan itu diambil untuk kepentingan bangsa lah gitu ya. Sekarang sih masih intens dibicarakan ya gitu. Jadi kalau untuk target sih yang pasti kalau targetnya secepatnya,” katanya dalam Media Briefing Satgas Nataru di Jakarta, Rabu (26/11/2025).
