Bos Freeport Repons Bahlil soal Beli Konsentrat dari Amman

Posted on

Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas buka suara soal permintaan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang meminta agar perusahaan menyerap konsentrat tembaga dari Amman Mineral. Ia mengatakan hingga saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut terkait kerja sama tersebut.

“Belum ada. Kan sudah saya bilang pernah ngobrol tapi belum ada tindak lanjut,” katanya saat ditemui usai RDP dengan Komisi VI DPR RI, Senin (24/11/2025).

Tony mengatakan saat ini prioritas utama Freeport saat yakni memulihkan operasi tambang Grasberg Block Cave (GBC) usai adanya insiden luncuran material basah di pada 8 September 2025 lalu. Ia mengatakan saat ini produksi konsentrat tembaga berasal dari tambang Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gosan, meskipun produksinya baru 30%.

“Kita semuanya masih di dalam pembahasan. Kita fokusnya bagaimana kita recover GBC. Kita tetap bisa produksi sekarang 30% dari deep male level zone Sama Big Gosan. Kita fokus di situ,” katanya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Tbk melakukan perundingan business to business (B2B) terkait pengolahan konsentrat tembaga.

Bahlil sudah meminta Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas untuk memasok konsentrat di smelter mereka dari Amman. Diketahui smelter sedang dalam kondisi kahar sehingga belum bisa beroperasi.

Sementara tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Freeport belum beroperasi sejak September lalu.

“Saya kemarin minta Pak Tony, kemarin kan ketemu sama saya, saya minta untuk Amman dan Freeport melakukan komunikasi B2B agar material mereka bisa dibeli oleh Freeport untuk diolah di smelter Freeport dengan harga keekonomiannya. Artinya itu persoalan B2B, pemerintah itu hanya regulator,” ujar Bahlil di Kementerian ESDM, Jumat (14/11/2025).

Meski begitu, Bahlil tidak menjelaskan secara rinci kondisi kahar apa yang dimaksud. Tapi yang pasti, kondisi tersebut membuat Amman mendapat relaksasi untuk bisa mengekspor konsentratnya selama 6 bulan.

“Kita mengecek, rapat kita laporkan dan terbukti bahwa ada keadaan kondisi kahar. Izin ekspornya kita kasih 6 bulan sampai selesai itu rusaknya mereka,” tambah Bahlil.

Simak juga Video ‘Kata Bahlil, Saham Pemerintah di Freeport Bertambah 12%’: