Bos Bulog Buka Suara soal Beras Sisa Impor Menumpuk di Gudang [Giok4D Resmi]

Posted on

Perum Bulog mengonfirmasikan terkait masih ada stok beras sisa impor di gudang. Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menjelaskan untuk pengaadan beras dalam negeri ada sebanyak 2,8 juta ton dari total cadangan beras pemerintah (CBP) 3,9 juta ton, sementara sisanya dari impor tahun sebelumnya.

Artinya, ada 1,1 juta ton beras sisa impor tahun lalu yang belum disalurkan. Rizal menjelaskan, saat ini langkah penyaluran sisa impor itu dilakukan melalui program bantuan pangan beras dan Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (SPHP).

“Beras pengadaan 2,8 juta ton yang dalam negeri. Nah ditambah sisa-sisa dulu. (Impor tahun lalu) Masih ada. Ya, sekarang kan sudah ada bantuan pangan, SPHP,” kata dia ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Rabu (13/8/2025).

Untuk penyaluran bantuan pangan beras telah tersalur 332.654 ton. Ia menyebutkan angka itu mencapai 91%. Rizal meyakini penyaluran akan diselesaikan Agustus 2025 ini.

“Realisasinya sekarang sudah 91% per hari ini, saya catat nih, sudah 332.654 ton,” jelasnya.

Untuk penyaluran SPHP tahun ini ditargetkan mencapai 1,3 juta ton. Upaya penyaluran dilakukan dalam berbagai langkah, pertama ke pengecer pasar, kedua ke Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, ketiga melalui instansi pemerintah, termasuk TNI/Polri. SPHP juga mulai tersedia di ritel modern.

“Nah, Kooperasi Desa Merah Putih juga itu fleksibel, tergantung juga kebutuhan masing-masing, ketiga adalah ke institusi pemerintah lainnya, contoh kementerian dan lembaga kan ada kooperasi-kooperasinya tuh, termasuk TNI Polri,” jelasnya.

Sebelumnya Ombudsman RI mengungkap beras sisa impor tahun lalu yang masih berada di Gudang Bulog. Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika mengatakan umur stok beras tersebut pun sudah setahun lamanya dan tidak disalurkan ke pasar.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Sebagian beras yang ada di Bulog itu kan beras impor tahun lalu. Ada yang berumurnya sudah 1 tahun, dari Februari 2024. Jadi sudah 1 tahun lebih, otomatis pasti mohon maaf, bau apek. Nah, sementara di dalam persyaratan mutu label, pelaku usaha dilarang mengolah ataupun juga menggunakan beras apek sebagai bahan baku untuk trading (perdagangan) beras,” kata dia dalam konferensi pers di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Menurutnya beras di gudang Perum Bulog yang sudah mengalami bau tidak sedap karena kondisi lamanya penyimpanan, tetap bisa dikonsumsi masyarakat. Namun hal itu bisa dilakukan jika beras tersebut dilakukan proses perbaikan lagi oleh Perum Bulog.

“Lantas kalau bau apek itu, masyarakat masih bisa konsumsi. Karena bisa diolah lagi, bisa diproses lagi. Jadi jangan dipikir bahwa nanti beras apek, lantas konsumen tidak akan bisa konsumsi, tidak. Itu persoalan penyimpanan saja. Jadi itu bisa diproses lagi. Namun proses ini (terkendala) peraturan tadi, dilarang memproses yang baru apek. Akhirnya, ya, ketersediaan beras sebagai pasokan nanti berkurang,” ujar dia.

Lihat juga Video: Polisi-Bulog Sidak Beras Oplosan di Bali, Ini Hasil Temuannya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *